BJ Habibie meminta agar pengembangan Batam diubah.
Dia ingin pengembangan Batam dilakukan dengan caranya sendiri dan Soeharto menyetujuinya.
Untuk bisa mengalahkan Singapura, luas Pulau Batam yang hanya 75 persen dari negara tersebut harus ditambah dan memperluas wilayah Batam hingga ke pulau lain di sekitarnya yakni Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru, dengan membangun enam Jembatan Barelang.
Sebagai konseptor dan orang pertama yang menjadi Kepala Otorita Batam (BP Batam), BJ Habibie ingin Batam menjadi wilayah khusus ekonomi.
"Batam ini dibangun untuk bisnis dengan harapan mampu menyaingi Singapura," kata Habibie saat berkunjung ke Batam belum lama ini.
BJ Habibie ingin Batam menjadi ujung tombak pembangunan dan modernisasi Indonesia.
Hingga akhirnya Batam diarahkan menjadi pusat industri di dalam negeri.
Baca Juga: 6 Mitos Mengenai Pantangan Tentang Makan di Jawa, Apa Saja Ya?
BJ Habibie dan keluarga menjalin kolaborasi bisnis dengan PT Pollux Properties Indonesia Tbk guna membangun megaproyek berkonsep superblok Meisterstadt Batam.
Tak tanggung-tanggung, nilai investasi superblok seluas 9 hektar di Batam Center ini, sekitar 1 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 14,01 triliun.
Meisterstadt Batam dirancang sebagai kawasan pertumbuhan baru yang mencakup 8 menara apartemen sejumlah 6.500 unit, hotel, komersial ruko, kampus perguruan tinggi, pusat belanja, rumah sakit internasional, dan menara perkantoran setinggi 350 meter.