Tanpa banyak bicara, ia memukul wajah bagian kiri ayahnya dengan linggis.
Surono mengalami luka parah dan mengalami pendarahan hebat.
Sang ibu yang mengetahui perbuatan anaknya langsung mematikan lampu depan rumah yang dekat dengan kamar Surono.
Selain karena luka berat dan pendarahan hebat di wajahnya, Surono juga memiliki riwayat sakit pernafasan.
Surono pun tewas di tangan anaknya.
Setelah memastikan Surono tewas, Bahar berusaha memindahkan mayat ayahnya.
Ia menggotong bagian atas tubuhnya sedangkan Busani, sang ibu memegangi kakinya.
Busani tidak kuat dan memilih melepaskan tubuh suami.
Seorang diri, Bahar menyeret tubuh sang ayahnya ke belakang rumah.
Ia pun mengubur mayat ayahnya di lantai belakang rumah.
Ibu dan anak itu kemudian membangun mushala di atasnya.
Mushala tersebut janggal karena menjorok ke luar dan melebihi batas tembok.