Tak hanya sekali, Santoso melempar wadah alumunium di sampingnya ke arah pria di belakangnya.
Bahkan, ia juga hampir melempar spatula panas yang ada di tangannya. Namun ia mengurungkannya dan disambut gelak tawa dari keduanya.
Sang pria di belakang, berjongkok dan melindungi kepalanya dengan panci yang sedang ia cuci.
"Kenek opo ora, Ndra? (Kena apa tidak, Ndra?)" tanya Santoso kepada pria di belakangnya.
Pria tersebut hanya tersenyum dan Santoso pun melanjutkan mengaduk bahan makanan di wajannya.
Kemudian, Santoso melepas topi yang ada di kepalanya sambil berteriak, "Oke, atraksi neh (lagi), wis sirahku tak gosok-gosokke (udah kepalaku aku gosok-gosokkan)".
Ia mengangkat wajan dari atas kompor dan meletakkannya di atas kepalanya sambil menggosokkannya di rambutnya yang berwarna pirang.
"Ini lihat, bawah bawah, tak demek (aku pegang) lho, tak demek (aku pegang)," ujar Santoso sambil meletakkan tanggannya di atas kompor yang menyala.
"Lho, rapopo to (tidak apa-apa kan)," lanjutnya sambil menjilat telapak tanggannya.
Santoso kemudian meletakkan kembali wajannya di atas kompor. Ia mengaku tidak merasakan panas sama sekali.
"Ora popo, ora ana panas-panase, (tidak apa-apa, tidak ada panas-panasnya), kalau panas saya sudah klincatan (tidak tahan)," ujarnya.