"Akhirnya kita berontak, terus dikasih nyanyi, nyanyinya mataku ditutup, dimasukkin rawa-rawa.
"Masuk rawa-rawa, naik kapal terus baru sampai lokasi itu aku lihat ternyata kiri kanan rawa-rawa, terus di salah satu rawa-rawa itu ada tempat semacam lokalisasi gitu deh, kita nyanyi di depan cewek-cewek," kisahnya.
Dengan pekerjaan yang tak jelas dan baru bernyanyi sekali, Inul berada di tempat penyekapan itu sekitar sebulan dengan hanya diberi makan lontong yang belum matang.
Akhirnya Inul dan teman-temannya pun kembali berontak meminta dipulangkan.
Nia Ramadhani pun bertanya bagaimana perasaan Inul saat itu apaka ada trauma.
"Untung pulang selamet, untung masih perawan aja," jawab Inul.
Perjalanan pulang kembali ke kampungnya pun tak jauh dari kesengsaraan.
"Akhirnya kita dipulangin naik kapal yang gede banget, dan aku nggak dikasih tiket," tutur Inul.
Karena menumpang tanpa tiket alis menjadi penumpang gelas, Inul pun tak diizinkan masuk dan harus tidur di dek.
"Jadi aku tidurnya 5 hari 4 malam, hampir semingguan deh, itu tidurnya di dek, di luar, dan aku nggak ditinggali duit,"