Perempuan berdarah Bali-Manado ini kemudian lebih banyak dikenal sebagai jurnalis dan news anchor di sejumlah stasiun televisi.
Mulai dari TransTV, TV7 (Trans7) hingga RCTI.
Jurnalisme telah membawanya ke dalam berbagai momentum penting nasional dan internasional.
Beberapa yang selalu membuatnya haru adalah liputan tentang Tsunami Aceh dan Bom Bali II.
Tidak hanya tokoh nasional, sejumlah tokoh internasional juga telah diwawancarainya seperti George W. Bush dan Hillary Clinton.
Sarjana Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia ini juga berkesempatan meliput pemilihan presiden Amerika Serikat yang membawa Barack Obama ke kursi presiden tahun 2008 lalu.
Selain tokoh-tokoh politik, Isyana juga berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan bintang-bintang di dunia sepakbola seperti Cesc Fabregas, Pep Guardiola, Robbie Fowler, Javier Zanetti dll.
Melalui sebuah surat terbuka berjudul “Segmen Terakhir dalam Rundown” Isyana pamit dari dunia jurnalistik dan resmi bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai Ketua.
PSI menurutnya mampu menampilkan wajah politik yang tadinya terlihat rumit, menjadi sederhana dan bersahabat.
PSI menurutnya adalah rumah yang ramah terhadap anak, kaum muda dan perempuan.
Sedangkan untuk edaran surat berisi susunan kabinet Jokowi tersebut, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Adita Irawati memastikan surat itu hoaks.