Follow Us

BERITA TERPOPULER: Dokter yang Tangani Wiranto Punya Metode 'Cuci Otak' Sembuhkan Stroke hingga Teriakan Histeris Anak Tersangka Penusuk

Rina Wahyuhidayati - Sabtu, 12 Oktober 2019 | 08:20
BERITA TERPOPULER: Dokter yang Tangani Wiranto Punya Metode 'Cuci Otak' Sembuhkan Stroke hingga Teriakan Histeris Anak Tersangka Penusuk
Kolase Bidik Layar KompasTv dan tribunnews

BERITA TERPOPULER: Dokter yang Tangani Wiranto Punya Metode 'Cuci Otak' Sembuhkan Stroke hingga Teriakan Histeris Anak Tersangka Penusuk

Suar.ID - Berita terpopuler Suar.ID edisi Jumat 11 Oktober 2019.

Dokter Terawan yang menangani Wiranto ternyata punya metde sembuhkan stroke dalam 29 menit hingga teriakan histeris anak pelaku penusukan.

Ditugaskan Menangani Wiranto yang Ditusuk Abu Rara, Dokter Terawan Ternyata Punya Metode Cuci Otak yang Bisa Sembuhkan Stroke dalam 29 Menit

Kepala RSPAD Gatot Subroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto.
Bidik layar Kompas TV

Kepala RSPAD Gatot Subroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto.

Menko Polhukam Wiranto kabarnya saat ini langsung berada di bawah pengawasan Dokter Terawan usia mendapat tikaman dari Abu Rara di Pandeglang, Banten, pada Kamis (10/10) kemarin.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Dokter Berteriak ketika Keluarkan Bayi Kembar hingga Cerita di Balik 'Makam Ragasemangsang'

Dari laporan Antaranews, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Subagyo HS mengatakan, Wiranto masih berada di ruang perawatan dan belum dipindah ke kamar inap.

Wiranto sendiri disebut mendapatkan dua luka di perut.

Dokter Terawan sendiri bukanlah orang sembarangan.

Sosok yang pernah dipecat IDI itu dikenal sebagai penemu metode "cuci otak" yang bisa sembuhkan stroke dalam sekejap.

Soal metode cuci otak, Majalah Intisari pernah membahasnya dalam edisi Januari 2013.

---

Penanganan stroke dengan metode intervensi neuroradiologi yang dikembangkan oleh dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI dan tim di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, belum sepenuhnya diakui kalangan kedokteran Tanah Air.

Tapi melihat tingginya angka keberhasilannya dalam menanggulangi stroke, bahkan pulih total selama masih dalam batas waktu kesembuhan, seorang rekan menjalaninya untuk pencegahan, sebelum stroke menyerang. Berikut ini kisahnya.

Kesempatan itu datang selewat saya menginjak usia 51 tahun. Kondisi fisik saya relatif baik. Kecuali saat bayi, saya tidak pernah dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Buruh Pabrik Bertunangan dengan Wanita Cantik, Namun Hal Buruk Menimpa Dirinya hingga Ahmad Dhani Ternyata Tak Kuasa Menahan Tangis ketika Menceraikan Maia

Saya tahu bahwa pening kepala yang sering menimpa (biasanya sore hari) adalah pertanda stres terhadap pekerjaan – karena selalu hilang sendiri ketika saya sampai di rumah.

Saya juga tahu bahwa itu juga disebabkan oleh tensi saya yang dua tahun belakangan cenderung meningkat 10 poin, baik angka bawah maupun angka atasnya.

Dokter belum menyarankan saya meminum obat pengontrol tekanan darah, tapi mengharuskan saya olahraga (rutin, minimal dua kali seminggu).

Itulah makanya saya memaksakan diri bulutangkis dan treadmill sekali seminggu meskipun sejak muda jarang berolahraga.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Ario Kiswinar yang Kini Jadi CEO hingga Pesan Menyentuh Anggota TNI yang Pilih Pensiun Dini

Tapi ketika rasa pening kepala semakin sering timbul, saya mulai berpikir tentang sebab lain. Jangan-jangan ada penyumbatan pembuluh darah otak. Yang mencemaskan adalah kalau ada perdarahan yang berujung pada stroke.

Masuk ke lorong magnetik

Dari media saya tahu informasi tentang dokter Terawan. Nama itu melambung setelah menangani derita stroke Benny Panjaitan dengan metode yang oleh orang awam disebut “cuci otak”.

Meski akhirnya vokalis band Panbers itu meninggal dunia, nama dokter di RSPAD itu tetap sering disebut. Seorang petinggi partai, pejabat pemerintahan dan istrinya, juga anggota parlemen tercatat pernah menjalani prosedur itu. Halaman selanjutnya>>>>

Saksikan Ayahnya Ditangkap Densus 88, Anak Penusuk Wiranto Teriak Histeris: Jangan Siksa Bapak Saya!

Penusukan Wiranto
Tribunnews.com

Penusukan Wiranto

Peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam, Wiranto, menggegerkan publik.

Wiranto ditusuk saat berada di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) kemarin.

Tak lama usai kejadian, pelaku pun segera berhasil diringkus.

Rupanya, saat penangkapannya, sang anak melihat langsung ayahnya digiring Densus 88 Antiteror Polri.

Baca Juga: Terkuak! Beginilah Kelakuan Abu Rara, Pelaku Penikaman Wiranto yang Diungkap Oleh Taman Mainnya: 'Sampai Hitam Keningnya Disudut dengan Api Rokok'

SA, Anak perempuan berusia 13 tahun dari Syahril Alamsyah (31), sempat berteriak saat tim Densus 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di kontrakan Syahril di di RT 004, RW 001, Kampung Sawah Gang Kenari, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) kemarin.

Sekretaris RW 001 Kampung Sawah Yadi Suryadi mengatakan, Syahril memiliki seorang anak perempuan dari hasil pernikahan sebelumnya.

Tak seperti Syahril, anak perempuannya itu, lebih suka ke luar kontrakan.

Kontrakan Syahril berjejer dengan sembilan kontrakan lain. Ada jalan sepetak, yang membatasi antara kontrakan Syahril dengan kontrakan lain yang berada di depan.

Baca Juga: Terungkap Pembagian Tugas antara Abu Rara dan Istrinya, Ternyata Abu Rara Tak Tahu kalau Calon Korbannya adalah Wiranto

Di jalan setapak itu lah, menurut Yadi, anak perempuan Syahril kerap bermain bersama keponakan Yadi.

"Anaknya tidak disekolahkan, padahal anaknya tahfidz (hafal) Al Qur'an. Tapi tidak disekolahkan, sering main tahun sama masyarakat sini," ujar Yadi kepada Tribun Network, Kamis (10/10/2019) malam.

Saat kejadian penusukan di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, kemarin, menurut Yadi, anak perempuan dari Syahril berada di lingkungan sekitar. Dan tak mengetahui aktivitas Syahril dan istrinya, Fitri Andriani (21) di Alun-Alun Menes.

"Kalau bapaknya selama ini tertutup, paling ke luar kalau beli makan aja," kata Yadi.

Menurut informasi dari Yadi, Syahril memiliki dua anak, hasil pernikahan sebelum bersama Fitri. Anak satunya, dibawa mantan istri, sementara satunya dibawa ke Kampung Sawah.

Pasca kejadian, dan aparat kepolisian melakukan penggeledahan di rumah Syahril, anak perempuannya itu sempat berteriak.

"Jangan siksa bapak saya, jangan siksa bapak saya," kata Yadi mengulang proses kejadian.

Sementara mengenai aktivitas Syahril sehari-hark, ucap Yadi, yakni berdagang, dan mengisi konten di radio online.

"Kerjanya radio online, jual celana, jual madu. Kalau istrinya tertutup," tutur Yadi.

Baca Juga: Terbongkar Sudah, Ini Alasan Kenapa Abu Rara Gunakan Kunai untuk Menusuk Wiranto di Banten, Benarkah Ada Instruksi dari JAD?

Source : Suar.ID

Editor : Rina Wahyuhidayati

Baca Lainnya

Latest