Suar.ID - Kabar penusukan Menko Polhukam Wiranto pada Kamis (10/10) kemarin mendapat perhatian dari pengamat terorisme dan jubir Badan Intelijen Negara alias BIN.
Akibat penusukan itu, Wiranto mengalami dua luka tusuk pada perut sebelah kiri dan kini tengah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Pihak kepolisian, seperti dilaporkan Kompas.com pada Jumat (11/10) membenarkan bahwa senjata yang dipakai dalam penusukan itu adalah kunai.
Baca juga: Ada yang Merasa 'Senang' Wiranto Ditusuk oleh Abu Rara, Psikolog: Ada Rasa Dendam yang Terpendam
"Ya (senjata yang digunakan pelaku kunai),” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.
Kunai, seperti dikutip dari Ninja Encyclopedia, merupakan senjata ninja yang digunakan dalam pertempuran jarak dekat.
Kenapa Abu Rara, penyerang Wiranto, menggunakan senjata, pengamat terorisme Al Chaidar punya alasannya.
Menurutnya, kunai yang notabene senjata asal Jepang, merupakan senjata yang mudah didapatkan.
"Kunai atau samurai kan banyak diproduksi di Cirebon," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2019).
Menurutnya, salah satu cara melihat apakah kelompok radikal berafiliasi dengan ISIS atau bukan, bisa dilihat dari senjata yang dipakai.
"Kemungkinan memang kelompok JAD, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. Kalau dilihat dari senjatanya pakai pisau, pakai domestic weapon, ciri ISIS. Pakai golok, senjata tajam, pisau dapur. Cara seperti ini sudah diperintahkan mereka 4 tahun lalu,” ujar Chaidar.
Yang dimaksud dengan domestic weapon, menurut keterangannya, adalah senjata rumahan.
“Senjata yang bisa didapat di dapur misal bom panci, golok, jadi bukan yang susah-susah,” ujarnya.
Sementara itu, Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto mengatakan penggunaan kunai untuk menusuk Wiranto bertujuan agar tak mudah untuk dilacak.
“Tidak sembarangan senjata karena kalau dibeli dari lokasi mana-lokasi mana mudah dilacak. Tapi dengan menggunakan senjata khas yang gaya sendiri untuk private di kelompok itu,” ujarnya seperti dalam tayangan Kompas.tv, Jumat (10/10/2019).
Diberitakan Kompas.com (10/10/2019), pelaku penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto merupakan warga pendatang.
Keduanya mengontrak di Kampung Sawah, dekat alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang. Ketua RT 004 RW 001, Kampung Sawah Gang Kenari, Desa Menes, Kecamatan Menes.
Mulyadi mengatakan kedua pelaku tinggal di sebuah kontrakan petak yang disewa sejak Februari 2019.
"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulanlah," ujarnya, Kamis (10/10/2019).
SA berasal Medan dan FA berasal dari Brebes.
Kepada Mulyadi, SA mengaku berbisnis online berbagai macam barang, mulai dari madu, pakaian anak-anak, pulsa dan travel.
"Bisnis online. Pernah bawa jualan pakaian anak-anak. Saya sebagai tetangga enggak punya curiga apa-apa," kata Mulyadi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Pelaku Gunakan Kunai untuk Serang Wiranto?