Suar.ID -Seorangmuridpasti pernah sekali dalam hidupnya melakukan kecurangan dalam ujian.
Ada berbagai cara yang dilakukan seorang murid dalam melakukan kecurangan ketika ujian.
Mulai dari membawa contekan sampai bertanya kepada temannya, ini semua dilakukan demi mendapat nilai yang baik.
Namun seorang pengguna Facebook Malee Kawsanthia asal Thailand ini membagikan foto tak biasa ketika beberapa murid sekolah sedang dalam ujian.
Foto tak biasa tersebut diunggah pada Kamis (26/9).
Dalam foto tersebut terlihatsekelompok besar siswa di sebuah aula Universitas Teknologi Isan di Rajamangala University of Technology Thailand mengenakan helm sepeda motor untuk sebuah ujian.
Hal tersebut memberikan kesan yang cukup lucu dalam menanggulagi kebiasaan untuk berbuat curang bagi siswa selama ujian.
Foto ini pun menuai berbagai komentar lucu dari netizen.
"Saya pikir ini tes mengemudi," komen akunSeri Bunpheng.
"Saya jadi tidak bisa menggaruk kepala saya... hahaha," lanjut akun Khawanjira Sotakhu.
"Bagus, saya jadi bisa tidur dengan nyaman," tulis akun Manothad Namassakarn.
Ternyata Bukan Taktik Anti Kecurangan
Dilansir The Nation Thailand pada Minggu (29/9),Menanggapi keributan yang disebabkan oleh gambar-gambar di media sosial, Departemen Teknologi Pertanian dan Lingkungan universitas, mengeluarkan pernyataan untuk mengklarifikasi masalah tersebut.
Para siswa ini adalahikut berpartisipasi dalam kampanye yang disebut "100% Helmet AIT RMUTI"
Ini adalah sebuah gerakan kampanye di mana para siswa didorong untuk mengenakan helm ketika mengendaraikendaraan demi keselamatannya.
Karena kebanyakan dari para siswa inisering kali tidak memakaihelm ketika berkendara.
Dalam kampanye inimereka hanya diharuskan memakai helm selama 15 menit selama proses pemeriksaan kehadiran sebelum tes dimulai.
Pihak Universitas juga menambahkan bahwa para siswa juga dengan sadar ikut bekerja sama dalam kampanye ini.
"Kami hidup dalam masyarakat yang fokus pada persatuan"
"Berbeda tetapi tidak dibagi. Kita harus tahu di mana kewajiban kita berada dan apa yang harus kita lakukan. Kami mohon maaf atas kesalahpahaman ini," kata pihak Universitas.