Suar.ID - Bagi orang dewasa, minum kopi yang mengandung kafein merupakan hal yang umum, bahkan menjadi kebiasaan.
Tapi, bagaimana jika kopi dikonsumi anak kecil?
Seorang bayi perempuan berusia 14 bulan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Hadijah Haura, menghabiskan lima gelas atau setara 1,5 liter kopi setiap hari.
Kebiasaan mengkonsumsi kopi tubruk ini sudah ia lakukan sejak berusia 6 bulan.
Melansir Kompas.com, Senin (16/9/2019) kedua orangtuanya beralasan terpaksa menyuguhi kopi tubruk ke anaknya lantaran tak mampu membeli susu.
Meski mengkonsumsi kopi, pertumbuhan fisik bayi itu seperti anak normal lainnya.
Hadijah tergolong balita yang super aktif.
Meski usianya baru 14 bulan, Hadijah sudah mahir berjalan sendiri, hingga aktif bermain bersama teman-teman sebayanya.
Anak pertama pasangan Sarifuddin dan Anita dari Desa Tonro Lima ini bahkan kerap membuat kedua orangtuanya tak bisa tidur lantaran bocah ini aktif bermain sendiri.
Ibunya mengaku kerap memberikan kopi karena ia tak mampu membeli susu.
Meski khawatir dengan perkembangan kesehatan anaknya, Anita mengaku tidak punya pilihan karena alasan pendapatan rumah tangga.
Baca Juga: Viral Video Emak-emak Adu Mulut Kemudian Lanjut Baku Hantam Gara-gara Rebutan Rendang di Kondangan!
"Ya mau diapalagi, pendapatannya tidak cukup untuk membeli susu. Terpaksa setiap hari hanya diberi dot berisi kopi. Bahkan ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur," jelas Anita saat ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (14/9/2019).
Sering kita mendengar mitos bahwa memberikan kopi hitam dapat membantu menjaga kesehatan anak.
Melansir dari alodkoter.com, Rabu (7/8/2019), walaupun memiliki banyak manfaat, pada anak kecil, kopi dan minuman berkafein lain dapat memberikan efek yang kurang baik, sebab respons tubuh anak-anak terhadap kafein berbeda dengan orang dewasa.
Mengkonsumi minuman berkafein pada anak akan menyebabkan gangguan tidur, gangguan pencernaan, meningkatkan resiko kekurangan gizi, menyebabkan dehidrasi, menghambat pertumbuhan anak, menyebabkan gigi berlubang, obesitas, dan menimbulkan efek samping saat berhenti.
Selama ini Anita mengaku tak pernah mendapatkan bantuan susu atau asupan gizi dari dinas kesehatan untuk anaknya.
Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman mengatakan, pihaknya telah mengunjungi anak tersebut dan memberi bantuan berupa biskuit dan susu.
Dinkes juga telah memberikan pemahaman kepada orangtua anak tersebut agar tidak lagi memberi kopi.
"Karena kalau lama kelamaan nanti ada efeknya karena mengandung kafein dan mengandung banyak gula," jelasnya.