"Waktu itu belum tahu siapa, ternyata Wali Kota Surabaya. Waktu itu Pak Bambang DH."
Noviana menceritakan, Bambang DH saat itu menanyakan apa yang dapat membuatnya berhenti mengamen di jalanan.
Putri dari Sutrisno dan Karyatiningsih ini pun meminta untuk memberikan pekerjaan kepada orang tuanya.
Saat itu, kata Noviana, orangtuanya masih bekerja sebagai tukang becak, namun terhenti karena sakit.
"Saya minta bapak dikasih pekerjaan dan kuliah lancar. Beliau menyanggupi itu," kenang Noviana.
Perlahan, Noviana berhenti mengamen di jalanan Kota Surabaya.
Dia memutuskan tidak lagi mencari rejeki di jalanan sejak duduk di bangku kelas 8 SMP.
"Sore sepulang sekolah, saya tidak ada kegiatan," jelas Noviana.
"Kalau ngamen, selalu diobrak lagi. Sama bapak juga dilarang lagi saat itu," sambung dia.