Kata-kata Habibie pun megundang tawa dari para hadirin.
Habibie termasuk berasal dari keluarga tak berada.
Sementara para lelaki yang mendekati Ainun dan kakaknya hampir semua mempunyai mobil atau merupakan anak menteri dan pejabat.
Ayah Habibie sudah tiada dan sang ibu harus banting tulang dengan usaha katering untuk biayahidup.
Habibie menceritakan dirinya kerap mendatangi ayah Ainun yang cerdas untuk menanyakan hal yang tak ia ketahui.
Karena kedekatannya dengan ayah Ainun, banyak laki-laki yang memanfaatkan Habibie untuk bisa mendekati Ainun dan kakaknya.
Hal tersebut lantaran ayah Ainun yang dikenal agak galak.
Kenangan Habibie kembali ke masa-masa SMA dimana ia bersekolah di sekolah yang sama dengan Ainun.
Meski berbeda angkat, Ainun setahun lebih muda dari Habibie, keduanya sama-sama dicap cerdas oleh guru ilmu pasti.
Selain memiliki kesamaan sama-sama cerdas, Habibie dan Ainun juga sama-sama menjadi siswa termuda di angkatan mereka.