Suar.ID -Orang yang tidak tahu akan melewati lubang kecil--yang menempal pada bagunan kunoBerry Head--ini begitu saja.
Tapi siapa sangka, ada rahasia besar yang tersimpan di baliknya.
Gerbang kecil nan sederhana yang ada di kota Devon, Inggris itu, sebenarnya jalan menuju ruang bawah tanah yang menghubungkan setidaknya ke tiga sistem gua.
Menurut cerita lama, gua-gua yang berada di sekitar 70 meter di bawah tanah itu sering digunakan oleh penyelundup di masa lalu.
Salah satunya digunakan sebagai 'makam' yang berisi tulang manusia.
Tak hanya itu, dalam dalam sistem gua itu juga dikabarkan ada jalur sepanjang empat mil yang menghubungkannya dengan desa terdekat, Kingswear.
Pintu masuk ke gua-gua awalnya tampak menjadi jalan ke ruang bawah tanah di bawah salah satu rumah.
Nama-nama jalan terdekat, seperti "Cavern Road", "Cavern Mews" dan "Cavern Steps" semuanya mengacu pada gapura kecil yang kuno.
Situs ini juga termaktub di bawah Undang-Undang Monumen dan Area Arkeologi Kuno 1979.
Gerbang ini dikenal sebagai Gua Philp dan dibuka untuk umum hingga 1977 ketika ditutup karena 'masalah asuransi'.
Ditemukan oleh kontraktor John Lane Philp pada 1858 yang sedang mencari beliung yang jatuh ke lubang di tanah selama pembangunan rumah di Mount Pleasant Road.
Ketika gua itu dimasuki untuk pertama kalinya, semuanya tampak masih utuh.
Berry Head terkenal di puncaknya karena mercusuarnya yang ikonik dan sisa-sisa Benteng Napoleon yang menyeramkan.
Semenanjung panjang, dikelilingi air di tiga sisi, memiliki pemandangan dari atas dengan Torbay dari satu sisi dan turun ke arah Dartmouth di sisi lainnya.
Mercusuar ini dikenal sebagai yang terkecil di negara ini .
Tapi pada saat yang sama merupakan salah satu yang tertinggi--dengan tinggi 200 kaki di atas permukaan laut.
Tebing-tebing itu menjadi terkenal ketika bintang Hollywood Tom Hardy mengambil gambar di situ.
Tidak jauh dari Berry Head, Anda juga dapat menemukan Ash Hole Cavern.
Di sana Anda akan menemukan bukti tempat tinggal manusia sejak zaman Neolitikum.
Tempat ini telah menjadi situs monumen kuno yang dijadwalkan sejak 1966 dan akan ada penyelidikan baru yang dilakukan pada tahun 2020.
Sekitar 1830, penggalian dilakukan oleh penulis himne Revd Henry Francis Lyte.
Selalu ada desas-desus bahwa gua itu dulunya jauh lebih besar, dengan lorong menuju Kingswear, empat mil jauhnya.
Langkah pertama dalam penggalian adalah menemukan lorong tersembunyi ini.
Stalagmit digali di beberapa tempat tetapi pencarian itu sia-sia.
Penggalian itu memang menemukan bekas pembakaran, abu dan sisa-sisa manusia.
Gua telah menjadi makam, dan itulah mungkin kenapa tempat ini disebut sebagai Ash Hole - wadah untuk abu orang mati.
Waduh, bikin bulu kuduk berdiri saja.
Sejumlah besar tembikar Romawi ditemukan.
Tidak ada satu pun guci yang ditemukan dalam kondisi sempurna, tetapi spesimen dari pecahan itu terlestarikan.