"Ketika aku tahu istriku sampai ingin bunuh diri, jadi menurutmu apakah aku punya waktu lagi untuk bermain-main? Aku harus menghadapi masalah ini, karena dia adalah istriku. Dia telah dipercayakan padaku, jadi aku harus menolongnya," sambung Najmi.
Najmi segera mencari perawatan terbaik untuk Husna.
Sejak hari itu, Najmi disibukkan dengan mengantar Husna bolak-balik ke psikiatri.
Awalnya, mereka juga sempat ragu dan takut dengan pandangan orang-orang.
Bahkan Husna sempat meninggalkan obat yang diresepkan oleh dokter.
Namun ketika itu, depresi Husna malah semakin menjadi-jadi.
Ia jadi sering sedih atau marah tanpa sebab yang jelas.
"Obat yang diberikan pada Husna bernama sentraline. Obat itu semacam kehidupan bagi Husna. Jika tidak diminum, tetangga akan mendengar teriakan atau tangisan Husna. Aku pernah mencoba berhenti terhadap obat itu. Tapi ternyata itu pilihan yang salah," tuturnya.
Najmi juga bercerita tentang kedua putri mereka.
Meski kini ibunya mengalami depresi, tapi ia ingin suatu hari nanti mereka bisa bangga karena ibunya berhasil melewati masa sulit.