Daerah di ruas tol Cipularang yang rawan kecelakaan adalah sepanjang kilometer 90 sampai dengan kilometer 100, di mana sepanjang 10 kilometer tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang.
Di dalam 10 kilometer tersebut, setiap tanjakan panjang dan curam biasanya terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat.
Seperti halnya kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang KM 96, pada Jumat (28/6/2019) pagi.
Pada kecelakaan tersebut sopir diduga mengantuk, yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan tiga penumpang lainnya luka-luka.
Asep mengatakan di sekitar lokasi itu memiliki beberapa faktor penyebab kecelakaan. Kecelakaan terjadi disebabkan faktor human error maupun faktor geometrik jalannya.
"Di lokasi blackspot Cipularang itu menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep kepada Tribun Jabar saat ditemui di Mapolres Purwakarta, Ciseureuh, Purwakarta.
Mengantuk atau kelelahan saat mengemudi sangatlah fatal sekaligus dapat meningkatkan kemungkinan kecelakaan.
Asep menjelaskan bahwa selain faktor jalan dan kendaraan, kecelakaan yang fatal terjadi karena pengemudi mengalami Microsleep.