"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik," tambahnya.
Turis dan pendaki dilarang dekati kawah
Kasbani pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.
Mereka juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.
"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," jelasnya.
Dikutip TribunMataram.com dari Twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) @BNPB_Indonesia, tampak dalam video yang dibagikan, abu tebal mengepul tinggi dari kawah erupsi Gunung Tangkuban Parahu.
Dalam keterangan dituliskan, kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak, atau sekitar 2.284 meter di atas permukaan laut.
Banyak warga yang berlarian panik di sekitar Gunung Tangkuban Parahu seiring terjadinya erupsi Gunung Tangkuban Parahu sore ini.
Kumandang takbir terdengar di berbagai penjuru lokasi wisata Gunung Tangkuban Parahu.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik," tulis BNPB.
Untuk sementara waktu, BNPB menyebut Gunung Tangkuban Parahu berstatus Level I (Normal) meski mengalami erupsi.
Masyarakat di sekitar lokasi Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, serta wisatawan juga pendaki diimbau untuk tidak turun dan mendekati kawah Ratu dan Kawah Upas.