Perez kemudian dikembalikan ke kuburan dan dimakamkan kembali di makam yang sama.
"Setelah kami membawanya keluar dari makam, saya meletakkan tangan saya di tubuhnya. Dia masih hangat, dan saya merasakan detak jantung yang lemah," kata sepupunya, Carolina Perez.
Maria Gutierrez, sang ibu, sangat yakin putrinya dikubur hidup-hidup.
Lebih dari itu, dia menyalahkan para dokter karena mengumumkan kematiannya terlalu cepat.
Dokter percaya bahwa serangan panik sementara menghentikan jantung Perez.
Beberapa orang berhipotesis mengatakan, dia telah mengalami serangan cataplexy.
Itu adalah hilangnya fungsi otot secara tiba-tiba karena tekanan atau ketakutan yang ekstrem. (Afif/Intisari)