Istri pertama Presiden Soekarno, Siti Oetari Tjokroaminoto, di usia tua
Tanpa rasa birahi
Dalam perjalanan, demi membalas budi, Sukarno lantas melamar Oetari.
“Sampai ia (Tjokroaminoto) meninggal, ia tidak pernah tahu bahwa aku mengusulkan perkawinan ini hanya karena aku sangat menghormatinya dan menaruh kasihan padanya,” ungkap Bung Karno kepada Cindy Adams.
Sukarno bahkan mengatakan tidak pernah "menyentuh" Oetari. Istrinya itu tetap dijaganya dalam keadaan suci.
“Kami tidur berdampingan di satu tempat tidur, tetapi secara jasmaniah kami sebagai kakak beradik,” ucap Sukarno.
“Bahkan kami satu sama lain sejujurnya tidak memiliki keinginan melakukan sebagai layaknya suami-istri. Maksudku, dia menyukaiku dan aku menyukainya, tapi perkawinan kami bukan didasari rasa birahi menyala-nyala.”
Karena pengakuannya ini, kemudian muncul istilah janda perawan untuk Oetari.
Meski begitu, bukan berarti Sukarno tidak menyayangi Oetari. Saat Oetari sakit, Sukarno panik dan merawat Oetari sepenuh hati.
Sukarno merasakan sayang, dan bukan birahi.
Namun tak semua orang percaya pengakuan Sukarno. Penulis buku biografi Sukarno, Lambert Giebels, meragukannya.
Menurut Giebels, Oetari yang secara fisik memiliki daya tarik dan masih muda tidak mungkin didiamkan Sukarno.