Lim bercerita, sudah selama hampir 30 tahun ia tnggal bersama dan merawat anak-anak angkat Melayunya.
Semuanya berawal ketika dia tinggal di Taman Desa Tambun di sebelah keluarga Melayu yang miskin.
"Saya tahu mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi saya membantu mereka dengan menyediakan beras, makanan dan minuman, dan uang saku. Saya tidak pernah berpikir dua kali tentang itu," katanya.
Lim, yang hidup sendirian pada waktu itu, merasa apa yang ia miliki lebih dari cukup dan tidak masalah bila menyediakan kebutuhan keluarga.
Lulusan kimia dari Universitas Malaya ini pernah bekerja di salah satu laboratorium di Singapura selama dua tahun.
Ia kemudian kembali ke rumah dan terlibat dalam bisnis ekspor minyak kelapa sawit di Port Klang, sebelum melayani Otoritas Pengembangan Tanah Federal (Felda) selama hampir 20 tahun.
Lim membagikan ceritanya kepada wartawan saat penyerahan sumbangan kepada 60 mualaf baru dan 20 non-Muslim, dalam rangka bulan ramadan.
Program tersebut diselenggarakan oleh Organisasi Kesejahteraan Muslim Malaysia (Perkim) Cabang Kampung Paloh dengan Pertubuhan Mualaf India SeMalaysia (MIRA) di masjid Paloh, Jalan Datoh, Ipoh, baru-baru ini.