Soesalit bersekolah di sekolah yang sama dengan R.A. Kartini dulu, yaitu Europe Lager School (ELS).
Sekolah ini merupakan sekolah elit untuk anak Eropa dan pembesar Pribumi.
Setelah lulus dari ELS, Soesalit melanjutkan pendidikannya di Hogare Burger School (HBS) Semarang dan berlanjut ke Recht Hoge School (RHS) Jakarta.
Beberapa tahun kemudian Soesalit ditawari pekerjaan oleh kakak tirinya.
Namun diluar dugaan ternyata sang kakak Abdulkarnen memasukkan adik tirinya ini ke Politieke Inlichtingen Dienst (PID) yang merupakan polisi rahasia Belanda.
Rasa Bimbang selalu dirasakan Soesalit saat menjadi polisi rahasia ini.
Karena ia sebagai pejuang bangsa harus memata-matai bangsanya sendiri.
Baca Juga : Menangis Histeris Tak Terima Ditilang Polisi, Kejadian yang Menimpa Pria Ini Justru Bikin Iba
Setelah Jepang masuk ke Indonesia akhirnya Soesalit dapat keluar dari PID dan bergabung dengan Tentara sukarela Pemela Tanah Air (PETA).
Melansir dari kompas.com, sejarawan Hendri F. Isnaini menjelaskan, selama perang kemerdekaan putra Kartini ini menjadi panglima di Divisi III Diponegoro.
Soesalit juga pernah bergeriliya di Gunung Sumbing saat Agresi Militer belanda II.
Namun karir militer Soesalit tidak begitu baik.