Menurut Hasan, jika ingin mengetahui kesalahan, auditnya bisa sangat cepat.
Cuma satu jam untuk tahu letak kesalahan atau kemungkinan manipulasi.
Kalau memang benar melakukan quick count, maka menurut Hasan, orang pasti berani buka data.
“Kalau takut, berarti ada manipulasi.”
Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) yang mewadahi lembaga-lembaga survei di Indonesia telah menyatakan akan memanggil dua lembaga survei yakni Puskaptis dan Jaringan Suara Indonesia untuk menjelaskan metodologinya.
Dari sanalah kita akan memperoleh jawabannya. (Tj/Intisari)
Artikel ini sudah tayang di Intisari dengan judul Cara Memastikan Quick Count Abal-abal, Hanya Butuh Waktu Satu Jam