:grayscale():blur(7):quality(50)/photo/2019/10/16/3553805812.jpg)
Selanjutnya pada 2007, Fauzi Bowo yang menjabat sebagai wakil gubernur mendorong revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian menjadi UU Nomor 23 Tahun 2007.
Perwujudan mimpi membuat MRT dilanjutkan Jokowi ketika menjabat sebagai gubernur pada 2011. Hingga pada Oktober 2013, Jokowi meletakan batu pertama proyek MRT.
Tahun 2015, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama melanjutkan proyek dengan melakukan pembebasan lahan.
Basuki memberi insentif kepada pemilik lahan di sepanjang Jalan Fatmawati yang melepas tanahnya demi proyek MRT.
Baca Juga : Kejadian yang Sangat Langka, Bayi di Kolombia Ini Lahir dengan ‘Mengandung’ Janin Kembarannya
Baca Juga : Viral Patung Putri Duyung Ancol ‘Pakai’ Kemben, Begini Penjelasan Manajemen
Kemudian pada 2017, Gubernur Djarot Saiful Hidayat menandatangani Pergub Nomor 140 Tahun 2017 tentang Penugasan PT MRT Jakarta Sebagai Operator Utama Pengelola Kawasan Transit Oriented Development Koridor Utara-Selatan Fase I MRT.
Setelah itu sejak 2017, Gubernur Anies membuat kebijakan fiskal untuk menyiapkan dan mengatur APBD DKI Jakarta Anies memastikan operasional MRT dapat berjalan dan pembangunan MRT Fase II nantinya lancar secara finansial.
Kini, warga Jakarta memiliki alternatif transportasi lain yang menawarkan kenyamanan serta kecepatan.
Masyarakat pun juga terlihat sangat antusias untuk ikut merasakan pengalaman naik MRT.
Terbukti pada tahap uji coba publik tanggal 12 - 23 Maret, sebanyak 285.600 kuota yang disediakan PT MRT telah habis.
Di media sosial banyak juga beredar foto-foto antrean warga yang antusias ingin merakaan pengalaman naik MRT.
