Selain itu, pihaknya juga membawa sampel air di kolam serta ikan yang mati untuk dibawa ke laboratorium ikan di Jepara untuk diketahui penyebab kematiannya.
Di laboratorium, kata Cun Ming, kepala laboratorium mengatakan bahwa tidak mungkin ada ikan hiu mati mendadak terserang penyakit, apalagi jumlahnya mencapai ratusan.
“Katanya ikan besar seperti hiu tidak mungkin mati mendadak. Itu bukan penyakit, ada orang yang tidak senang,” ujarnya.
Dalam catatan Kompas.com, Cun Ming yang bermukim di Semarang sudah lebih dari 50 tahun menangkarkan ikan hiu di Karimunjawa.
Ikan hiu ditangkarkan hingga jinak dan bersahabat dengan manusia.
Cun Ming mendirikan penangkaran hiu yang ia beri nama Hiu Kencana.
Bukan hal mudah menangkarkan ikan yang disebut predator tersebut.
Baca Juga : Ngeri, Klinik Ini Menawarkan Layanan Cuci Mata yang Katanya Bisa Memperjelas Penglihatan
Penangkaran hiu di Karimunjawa juga menjadi satu-satunya yang ada di dunia.
Keberadaan hiu yang jinak itu mengundang sejumlah wisatawan dan peneliti dari perguruan tinggi, selain juga warga negara asing untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.
Tercatat, ia menangkarkan hiu sejak 1960.