Follow Us

Muhammad Saputra, Bocah 12 Tahun yang Tak Malu Sekolah Sambil Jualan Cilok Demi Nafkah Keluarganya

Suar.id - Kamis, 14 Februari 2019 | 18:23
Bocah 12 Tahun Yang Harus Berjualan Cilok Sepeninggalan Orang Tuanya
Warta Kota/Zaki Ari Setiawan

Bocah 12 Tahun Yang Harus Berjualan Cilok Sepeninggalan Orang Tuanya

Melihat Putra yang terpaksa putus sekolah untuk berjualan cilok, ibu-ibu di lingkungan rumahnya tergerak hatinya untuk membantu. Mereka mengusulkan kepada para relawan-relawan untuk bersedia membantu Putra bisa sekolah kembali.

Akhirnya, sebuah organisasi non-pemerintah bernama Sekolah Relawan di Depok menghampiri kediaman Putra dan menawarinya untuk bersekolah kembali.

Baca Juga : Februari Berdarah, ketika 17 Siswa Tewas Diberondong Senapan Semi-Otomatis AR-15 Tepat di Hari Valentine

Seluruh keperluan Putra untuk bisa kembali mendapatkan pendidikan yang layak dibiayai oleh relawan tersebut. Putra mengaku senang akhirnya bisa bersekolah kembali.

"Senang, bisa ketemu teman-teman lagi," kata Putra sambil tersenyum sumringah.

Meskipun lebih tua dari teman-temannya yang lain, ia tak malu dan tetap semangat untuk datang ke sekolah setiap harinya.

Tapi Putra tidak memungkiri terkadang ada saja teman-teman di sekolah yang mengejeknya karena ia seorang pedagang cilok.

Namun, ejekan tersebut hanya dianggap Putra sebagai angin lalu. Bahkan tanpa merasa malu, tak jarang ia membawa cilok dagangannya ke sekolah.

"Di sekolah ada juga teman-teman yang beli," ujar si pejuang cilik ini.

Muhammad Saputra, bocah 12 tahun yang berjuang cari nafkah dengan berjualan cilok keliling sepeninggalan orang tuanya
(KOMPAS.com/ JIMMY RAMADHAN AZHARI)

Muhammad Saputra, bocah 12 tahun yang berjuang cari nafkah dengan berjualan cilok keliling sepeninggalan orang tuanya

Banting tulang di malam hari dan harus kembali bersekolah ketika siang membuat Putra tak bisa berbohong dan mengakui ia terkadang merasa lelah. Bahkan tak jarang ia ditegur gurunya karena kedapatan terlambat datang atau mengantuk saat proses belajar mengajar.

Meskipun sering dimarahi ia tetap mengagumi sosok gurunya yang selalu ramah dan sabar ketika memberikannya ilmu. "(Gurunya) baik, suka bercanda," ujar Putra.

Source : kompas

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Baca Lainnya

Latest