Menggunakan rudal bertenaga baterai, alat ini digadang–gadang sanggup melumpuhkan serangan roket udara.
Hal itu lantaran alat ini memiliki sensor sensitif yang mampu mengenali dan melumpuhkan ancaman roket jarak dekat dan jarak menengah.
Setidaknya terdapat tiga bagian inti sistem pertahanan rudal yang dipasang secara portable.
Baca Juga : Inilah Benteng Masada Tempat Ratusan Orang Yahudi Bunuh Diri Massal
Pertama, sistem radar yang dipasang di tiap truk pengendali masing-masing terus mengawasi kawasan udara dengan jangkauan hingga radius 150 km persegi.
Segala benda tak dikenal yang melewati kawasan tersebut akan ditangkap oleh radar.
Di sini, semua informasi diolah, untuk menentukan apakah akan melakukan penangkalan ataupun sebaliknya.
Jika keputusan pencegatan diambil, data ini akan segera dikirimkan ke unit interceptor alias pencegat.
Mereka akan meneruskan perintah untuk meluncurkan misil penangkal rudal yang sudah diprogram sedemikian rupa sehingga sanggup mengenali ancaman tersebut.
Baca Juga : Tobatnya Mantan Gangster, Selama 20 Tahun Lakukan Kebaikan Sederhana Tapi Sangat Berarrti Bagi Orang Cacat
Tiap rudal yang diluncurkan Iron Dome, setidaknya menghabiskan anggaran sekitar AS$ 40 ribu atau sekitar Rp575 miliar.