Pada umumnya, perusahaan memberi toleransi perilaku "inemuri" atau tidur di kantor sebagai perwujudan komitmen terhadap karyawan mereka, dan bukan sebagai tanda kemalasan.
Meski begitu, biasanya karyawan hanya dapat tidur dalam keadaan duduk, dan tak berusaha membuat dirinya merasa nyaman.
Sejumlah perusahaan startup kemudian membuat kebijakan yang lebih berani.
Startup penyedia layanan teknologi informasi, Nextbeat, menyediakan dua kamar tidur, masing-masing untuk pria dan perempuan.
Baca Juga : Kok Ada Orang yang Banyak Makan tapi Tak Pernah Gemuk, Ini Penjelasannya
Menariknya, kamar ini memiliki fasilitas yang menghalangi kebisingan luar ruangan masuk ke dalam. Ponsel, tablet, atau laptop juga tidak boleh dibawa masuk, sehingga para karyawan yang menggunakan ruangan ini dapat beristirahat optimal.
"Tidur siang dapat meningkatkan kehidupan seseorang, seperti diet yang seimbang dan olahraga," ujar seorang petinggi Nextbeat, Emiko Sumikawa kepada kantor berita Kyodo.
Selain itu, Nextbeat juga meminta karyawan pulang pukul 21.00 dan tidak melakukan kerja lembur yang berlebihan. Ini untuk menghindari insiden "karoshi" atau kematian karena terlalu banyak bekerja.
Sementara, ada perusahaan yang menawarkan uang insentif agar karyawannya tidak bekerja lembur dan tidur tak terlalu malam.
Perusahaan lain, wedding planner bernama Crazy, memberikan apresiasi kepada karyawannya yang tidur minimal 6 jam dengan memberikannya angka yang dapat ditukar dengan makanan.
Crazy bahkan memiliki aplikasi untuk memantau jam tidur karyawannya.