"Pada tahun 2018 di Jawa Barat tercatat sebanyak 1.560 bencana, sebanyak 550 di antaranya bencana longsor," ujar dia.
Menurut Emil, untuk memahami bahwa seluruh masyarakat itu bertempat tinggal dengan kondisi bencana perlu edukasi.
Namun, ia mengatakan, proses mengedukasi masyarakat tidak sederhana.
Baca Juga : Setelah Ditinggal Mati Dylan Sahara, Ifan Seventeen Tak Ingin Mencintai Perempuan Lain Lagi
"Kadang-kadang, istilahnya dikasih obat pahit tidak mau, padahal obat ini untuk menyembukan, tapi pahit," ujar dia.
"Proses itu (edukasi) akan terus kami lakukan, mengingatkan masyarakat dengan ilmu kita bisa hidup lebih baik. Tanpa ilmu, kita akan menjadi korban karena ketidaktahuan kita sendiri," sambung dia.
Pantauan Kompas.com, Emil meninjau lokasi bencana tanah longsor di Kampung Garehong sekitar 1 jam.
Bahkan, dia sempat mendekati lokasi rumah-rumah yang tertimbun dan menyaksikan proses pencarian dan evakuasi korban.
Saat itu, cuaca dalam kondisi cerah. Namun, untuk mencapai lokasi dari Posko Tanggap Darurat
Bencana di SD Negeri Cimapag ke lokasi berjarak sekitar 700 meter harus melintasi jalanan berlumpur yang licin.
Bahkan, sekitar 200 meter ke lokasi rumah tertimbun, bila tidak hati-hati bisa terjerembab tanah lumpur dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter.
Tidak sedikit di antara relawan dalam proses pencarian terjerembab tanah lumpur.