Bahkan, meski Kalashnikov menyangkalnya, pada senjata AK-47 asli masih dapat ditemukan dengan jelas bagian-bagian dari StG 44.
Karakteristik dari senjata ini adalah mampu digunakan sebagai senjata otomatis maupun senjata semi-otomatis.
Sedangkan salah satu kelebihan utamanya adalah biaya pembuatannya yang tergolong murah, andal untuk digunakan, serta tahan lama di segala kondisi lapangan.
Baca Juga : Sayad-2 Senapan Sniper Hamas yang Ditakuti Israel di Jalur Gaza
Tentara Merah kemudian mengadopsi AK-47 sebagai senjata standar infanteri pada 1949, bahkan menjadi standar bagi banyak tentara dari negara-negara yang tergabung dalam Fakta Warsawa.
Tidak hanya Uni Soviet yang merasakan keuntungan dari terciptanya AK-47 (Aktomatni Kalashnikova model-1947).
Kaum revolusioner di Kuba, Angola, hingga Vietnam yang berjuang untuk melawan penjajahan di negara mereka (atau untuk memaksakan kediktatoran?) banyak menggunakan AK-47.
Hal ini disebabkan banyak dari pergerakan tersebut secara langsung didukung oleh Uni Soviet, salah satunya dengan menyediakan senjata seperti AK-47 (yang banyak dikenal sebagai “Kalashnikov”) dalam jumlah besar.
Tentara Amerika Serikat yang terlibat dalam perang Vietnam, membawa senjata terbaiknya, M16, hanya untuk mengalami kemacetan saat digunakan.
Sebaliknya mereka melihat AK-47 dalam jumlah besar bekerja dengan lancar.
Maka wajar jika banyak dari tentara Amerika Serikat yang segan dan hormat pada AK-47.
Para kelompok teroris yang tidak berafiliasi dengan pergerakan pembebasan kemerdekaan juga turut menggunakan senjata legendaris ini.