SUAR.ID-Ingatan Sukarno terhadap ibu biologisnya,Ida Ayu memang istimewa.Demikian pula sebaliknya.
Sejak kelahiran Sukarno ke dunia, Ida Ayu mengamini bahwa anaknya adalah Putera Sang Fajar. Sebab ia lahir menjelang matahari terbit.
Walau kelahiran Bali, Ida Ayu juga meyakini kepercayaan Jawa bahwa bayi yang lahir saat matahari terbit, nasibnya sudah digariskan oleh takdir.
Dan bagi Ida Ayu, Sukarno kelak akan menjadi penerang bagi bangsanya yang saat itu mengalami kegelapan gara-gara imperialisme.
Selain itu, kenang Ida Ayu, Sukarno lahir ketika Gunung Kelud meletus.
Ia percaya, itulah pertanda alam bahwa suatu waktu kelak bayi Sukarno tumbuh menjadi pemimpin besar.
Keyakinan itu tidak hanya diyakini Ida Ayu di dalam hati. Saat Sukarno mulai paham berkata-kata, suatu pagi ia mengatakan soal itu kepada anaknya.“Ibu katakan padamu Nak, kelak engkau akan menjadi orang yang mulia, menjadi pemimpin rakyat kita. Jangan pernah lupakan itu, jangan sekali-kali kau lupakan Nak, bahwa engkau ini putera dari sang fajar,” ujar Ida Ayu dengan lembut pada Sukarno kecil.
Cerita masa kecil Sukarno dan ibunya memang tidak banyak. Hanya sekelumit kisah tentang keyakinannya mengenai takdir Sukarno kelak.
Baca Juga : Bung Karno Tetapkan 22 Desember Sebagai Hari Ibu Tapi Maknanya Kemudian Bergeser
Minimnya catatan pengalaman Sukarno dan Ida Ayu menimbulkan berbagai spekulasi.
Apakah Sukarno benar-benar dekat atau tidak dengan ibunya?
Dalam buku otobiografinya pun, nama Ida Ayu hanya tertulis sepintas saja.