Follow Us

Gempar, Anak Kandung Bung Karno yang Pernah Jadi Kondektur Bemo di Manado

None - Senin, 17 Desember 2018 | 06:00
Gempar Soekarno Putra
Intisari

Gempar Soekarno Putra

Hidup Gempar baru benar-benar mapan setelah bekerja sebagai tukang ketik di kantor notaris Frederik Alexander Tumbuan, masih di sekitar daerah Gandaria.

Tahun 1985 ia malah bisa berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Berbekal dari pekerjaan dan kuliahnya, pekerjaan yang digelutinya kemudian lebih banyak terkait dengan hukum atau di perusahaan biasa disebut bagian legal.

Ia juga menjadi konsultan hukum di beberapa perusahaan elektronik seperti Hitachi, Toshiba, ITT, Grundig, serta beberapa bank.

Dari pekerjaan itu perlahanlahan kehidupannya mulai mapan, setelah memiliki beberapa bidang tanah dan kendaraan di Jakarta.

Baca juga: Pengacara Ini Melepas Pekerjaan Bergaji Rp 1 Miliar untuk Menjual Asinan Pepaya, Semua Demi Warisan Keluarga

"Siap, Bung Karno!"

Awalnya Gempar mengenal Soekarno tak lebih sebagai mantan Presiden RI. Ia ingat, sewaktu SMP, pernah nekat membuka sebuah koper besi yang sengaja disembunyikan ibunya di atas plafon rumah.

Tapi selanjutnya isi koper yang kelak dipakai untuk membuka jati dirinya itu, tidak terlalu dihiraukannya.

"Malah ada tongkat komando yang pernah saya pakai untuk menggali-gali tanah," tutur Gempar tentang kenakalannya di masa kecil terhadap benda-benda peninggalan Soekarno itu.

Cerita tentang sang ayah didapat dari Jetje sebelum akhirnya meninggal pada November 2004.

Dalam ingatan Jetje, Soekarno mulai mengenalnya ketika berkunjung ke Manado tahun 1953. Sejak itu keduanya menjalin hubungan melalui surat atau telegram, serta sesekali bertemu jika kebetulan Presiden berkunjung ke Manado.

Editor : Suar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular