"Kami dikumpulkan dan disuruh berbaris. Mereka meminta kami membuka baju dan merampas telepon, dompet dan uang milik kami," kata Jimmy dilansir dari Kompas.com.
Saat itu sebanyak 24 pegawai PT Istaka Karya dan 1 pegawai PUPR pun menyerah karena mustahil melawan KKSB.
Setelah barang dikumpulkan, para anggota KKSB berteriak dan menanyakan pimpinan mereka yang bernama Jonny Arung.
"Kami jawab, Jonny Arung, pimpinan tidak ada di sini. Dia lagi ikut bakar batu," lanjut Jimmy.
Setelah itu para korban disuruh berbaris dan masih dalam keadaan tanpa busana.
Mereka lalu diminta mengikuti KKSB menuju Puncak Kabo dan selalu ditodong senjata api.
Korban berjalan mengikuti komando dari KKSB tanpa sepatu atau alas kaki dan kondisi telanjang tidak membawa apapun.
Perjalanan ke Punca Kabo harus melewati jalan menanjak yang penuh batu kerikil tajam. Kaki para korban terluka dan langkah mereka makin berat.
"Awalnya kami mau dibawa ke Puncak Kabo. Namun setelah 2 jam berjalan kaki, KKSB meminta kami berhenti, terus kami diikat. Katanya mau menunggu bos kami, Jonny Arung," kata Jimmy.
Saat menunggu itu, seorang pendeta dan dua anggota masyarakat mendatangi KKSB dan meminta agar semua korban dilepaskan.