Saat ini kedua korban tengah dievakuasi melalui jalur darat dari Yigi ke Distrik Mbua untuk selanjutnya dievakuasi melalui jalur udara menggunakan helikopter ke Wamena.
"Belum diketahui dari pihak KKB apakah ada jatuh korban atau tidak, karena jarak yang cukup jauh dengan kondisi medan ekstrim dan tertutup. Namun pada saat kontak tembak, prajurit berusaha membalas tembakan secara terarah dan terbidik," tutur Aidi.
Kondisi geografis Menurut Aidi, faktor kesulitan tentunya adalah kondisi geografis yang sangat ekstrim dan penguasaan medan.
Kelompok KKB sudah sekian lama hidup di medan tersebut, sehingga dapat menyusuri hutan tanpa sarana kompas dan peta atau alat bantu lainnya.
Namun demikian, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat prajurit dalam pelaksanaan tugas dengan memanfaat segala sarana dan kemampuan yang dimiliki.
"Situasi saat ini di Distrik Yigi setelah TNI menempatkan pos di daerah tersebut, masyarakat yang tadinya lari berlindung ke hutan sudah mulai berangsur-angsur kembali ke kampung," ujar Aidi.
Aidi menambahkan, sesuai data yang berhasil dihimpun bahwa pelaku KKB pimpinan Egianus Kogoya bukan berasal dari Distrik Yigi.
Kalaupun ada jumlahnya hanya beberapa orang. Sedangkan Egianus Kogoya sendiri sesuai dengan data berasal dari Distrik Mapenduma.
Perlindungan warga Yigi Hal ini diperkuat berdasarkan keterangan dari saksi yang selamat bahwa pada saat kejadian warga masyarakat asli di Distrik Yigi berusaha mencegah KKB melakukan tindakan keji tersebut.
Bahkan saat KKB melaksanakan penyisiran ke kampung-kampung, warga asli Yigi berusaha melindungi warga pendatang yang sedang melakukan pekerjaan beberapa bangunan di Yigi.
"Mereka memberitahukan kepada para pekerja agar segera lari menyelamatkan diri ke hutan karena KKB sedang mencari dan akan menangkap mereka," pungkas Aidi. (Irsul Panca Aditra)