Follow Us

Jenazah Korban Pembantaian KKB Papua Barat Diantar Pulang, Istri Bilang: 'Dia Bapak Terhebat dan Suami yang Luar Biasa'

Aulia Dian Permata - Minggu, 09 Desember 2018 | 08:03
jenazah korban pembantaian KKB Papua Barat diantar pulang
Kompas.com

jenazah korban pembantaian KKB Papua Barat diantar pulang

Selama dua bulan itu, Samuel jarang bisa berkomunikasi dengan keluarga melalui ponsel. Sebab, di Nduga sana tidak ada sinyal dan sulit dijangkau kendaraan.

Menurut Agus, terakhir kali suaminya menelepon itu Samuel sempat bercerita kalau di sana berbahaya.

"Dia berangkat ke Papua tanggal 13 Oktober, terakhir komunikasi tanggal 14 November karena saat itu dia turun ke Timika. Samuel cerita, dia sangat hati-hati di sana. Enggak berani macam-macam karena kalau ada masalah walau sepele bisa berujung penumpasan," ujar Agus.

Baca Juga : Seram! Mesin Pesawat Batik Air Mati Sebelum Terbang, Penumpang pun Mengamuk

Saat itu, wanita ini sudah punya firasat tak enak dan sempat meminta suaminya untuk kembali ke lokasi kerjanya di Nduga.

Agus juga memaksa Samuel untuk tetap tinggal di Timika yang lebih aman dan mencari pekerjaan lain.

Permintaan itu ditolak Samuel yang berasalan tidak enak meninggalkan bos dan rekan-rekannya yang sama-sama bekerja di PT Istaka Karya.

"Terakhir telepon itu dia bilang ditawari kerja borongan membangun sekolah di Timika. Saya setuju, saya bilang tidak usah naik ke Nduga lagi, kerja saja bangun sekolah. Tapi dia bilang tidak enak meninggalkan teman-temannya," lanjut Agus.

Ibu empat anak ini tidak menyangka percakapan itu adalah saat terakhirnya mendengar suara suaminya.

Senin (3/12/2018), Agus mendapat kabar tentang penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya di Nduga.

Agus kala itu terus meyakini suaminya masih hidup. Bersama anak-anak dan keluarga lainnya, Agus terus berdoa untuk keselamatan Samuel.

Sayangnya, beberapa hari setelah berita penembakan itu, ia mendapat kabar bahwa suaminya ikut jadi korban.

Source : Kompas.com

Editor : Aulia Dian Permata

Baca Lainnya

Latest