Bangkai kelelawar sebanyak itu mulai membusuk dan menyebabkan belatung terlihat berkerumun di sekitarnya.
Dia tak punya pilihan selain mengungsikan dua anaknya ke rumah temannya selama lima hari untuk mencegah mereka terkena penyakit.
"Saya tak bisa kembali sebelum menemukan pembersih pada dinding, perabotan, maupun kendaraan sebelum baunya menempel. Ini sudah jadi isu kesehatan publik," ujar Schroor.
Baca Juga : Menurut Jimmi, 11 Rekannya Sempat Pura-pura Mati Agar Selamat dari Pembantaian Pekerja di Papua
Sesama warga Edmonton, Lisa Eagleton mengungkapkan bangkai kelelawar itu membusuk dengan cepat dalam kantong plastik serta bak sampah yang ditaruh di luar.
Pakar binatang memberikan dugaan kelelawar itu mati karena gelombang panas di mana suhu di Queensland dilaporkan mencapai 40 derajat Celsius.
Sebagai binatang malam, mereka tidak akan tahan dengan suhu lebih dari 40 derajat.
Karena tak punya cara mendinginkan diri, organ mereka bakal berhenti bekerja dan mati.
Penyelamat alam liar sudah melakukan berbagai cara seperti menyemprotkan air untuk mendinginkan kelelawar itu, namun jumlah yang mati begitu banyak.
Bangkai-bangkai yang membusuk karena cuaca panas memunculkan masalah kesehatan karena baunya serta ancaman penyakit yang ditimbulkan.
Dr Richard Gair dari Rumah Sakit Cairns dan Hinterland mengemukakan, warga yang berniat membersihkan bangkai harus sudah menjalani vaksinasi rabies.
Selain itu, mereka dianjurkan menggunakan peralatan lengkap, termasuk mengenakan sarung tangan.