Terpaksa Bohong, Fakta Pelecehan Seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga Dikuak Saksi Ahli

Jumat, 23 Desember 2022 | 19:30
Kolase: KOMPAS.com / IRFAN KAMIL dan IST

Perlakuan Brigadir J Di Ruang TV Dibongkar Putri Candrawathi.

Suar.ID - Putri Candrawathi mengaku terpaksa berbohong soal pelecehan seksual yang dilakukan oleh Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) di Duren Tiga.

Putri terpaksa berbohong karena harus mengikuti skenario dari Ferdy Sambo, suaminya.

Hal tersebut terungkap ketika Ahli Psikologi Forensik dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apisfor) menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).

Berawal dari hakim yang menanyakan kepada Reni terkait informasi pelecehan seksual yang diceritakan Putri Candrawathi ketika asesmen psikologi.

Dari hasil asesmen psikologi tersebut, Putri mengakui kebohongannya itu kepada Reni Kusumowardhani.

Saat asesmen psikologi, Reni menyampaikan bahwa Putri mengatakan sebenarnya pelecehan seksual yang dialaminya tersebut terjadi di Magelang pada 7 Juli 2022.

Dari asesmen psiklogi Putri itu, Reni memetakan bahwa ada tiga tempat yang berkaitan dengan peristiwa pembunuhan Brigadir J.

"Iya Yang Mulia, kami melakukan proses wawancara sehingga dapat kami simpulkan ada tiga peristiwa di Magelang, di Saguling, dan di Duren Tiga, termasuk pada ibu Putri Candrawathi," ungkap Reni.

Kemudian hakim bertanya kembali, ketika asesmen psikologi, apakah Putri Candrawathi menceritakan skenario awal pelecehan seksual di Duren Tiga sambi menangis.

Lantas Reni pun menyampaikan bahwa Putri menceritakan pelecehan yang terjadi di Duren Tiga tidak benar dan terdapat tangisan dari Putri.

Baca juga: Sambut Natal, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi akan Dijenguk Anak dan Orang Tuanya

"Ibu Putri mengatakan bahwa 'peristiwa (pelecehan seksual) di Duren Tiga itu tidak benar, tapi saya takut pada suami saya. Saya dipaksa untuk menandatangani BAP dan saya percaya pada suami saya". ungkap Reni menirukan jawaban Putri ketika menjalani asesmen psikologi.

"Itu ada tangisan," imbuh Reni, dikutip dari Kompas.tv, Rabu (21/12/2022).

"Namun, respons tangisannya secara fisiologis dan emosional itu intensinya berbeda dengan pada saat menceritakan peristiwa yang ada di Magelang,” imbuhnya.

Dalam pandangan psiklogis, Reni mengatakan bahwa tangisan Putri tersebut bisa terjadi karena akibat dari respons Putri yang takut kepada Ferdy Sambo dan mengenai kebohongan yang ia sembunyikan.

Mengenai tangisan Putri saat berkata jujur, Reni mengatakan bahwa kemungkinan ada perasaan trauma karena Putri mengingat peristiwa pemerkosaan yang dialaminya di Magelang.

"Semuanya memang membuat takut bagi ibu Putri. (Tangisan) yang pertama, takut karena sebetulnya tidak seperti (skenario) itu kejadiannya."

"Sementara (tangisan) yang satunya menyatakan kejadian yang sebenarnya itu (kekerasan seksual) yang di sini (Magelang)," ungkap Reni.

"Respons tangisan betul ada pada dua-duanya Yang Mulia, hanya saya sampaikan terobservasi berbeda intensitasnya,” imbuhnya, Rabu (21/12/2022).

Ahli Psikologi Forensik, Reni Kusumowardhani mengatakan bahwa keterangan dari Putri Candrawathi soal pelecehan seksual di Magelang dapat dipercaya.

"Di dalam laporan (asesmen psikologi) kami ada simpulan yang berbunyi bahwa keterangan Ibu Putri Candrawathi terkait dengan peristiwa kekerasan seksual yang dialami di Magelang itu bersesuaian dengan indikator keterangan yang kredibel," ungkap Reni dalam sidang, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/12/2022).

Baca Juga: 'Saya Takut pada Suami Saya' Pengakuan Putri Candrawathi Bikin Geger Ruang Sidang, Skenario Pelecehan Brigadir J Terkuak

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Baca Lainnya