Pedihnya Korban Tragedi Kanjuruhan, Mata Masih Merah Pendarahan Gegara Gas Air Mata Kadaluwarsa

Selasa, 11 Oktober 2022 | 18:03
SURYAMALANG.COM/Kukuh Kurniawan

Masih merah, mata korban tragedi Kanjuruhan ini rupanya alami pendarahan usai terkena gas air mata kadaluwarsa yang dipakai polisi.

Suar.ID - Kondisi memilukan nampaknya masih dirasakan oleh para korban selamat tragedi Kanjuruhan pasca 10 hari terjadi.

Pasalnya, sampai saat ini kondisi mata korban ini rupanya masih memerah.

Ternyata para korban tragedi Kanjuruhan ini alami pendarahan di mata mereka.

Nampaknya, hal ini akibat gas air mata kadaluwarsa yang ditembakkan polisi.

Di medsos Twitter, seorang korban pun bagikan kondisi terkini matanya usai tragedi Kanjuruhan.

tangkapan layar akun twitter @nataliamwijanto
tangkapan layar akun twitter @nataliamwijanto

korban kanjuruhan alami luka di bagian mata, apakah bisa sembuh?

"Sudah seminggu, kondisi mata korban gas air mata di Kanjuruhan masih merah seperti ini," tulisnya.

Dilansir Kompas TV, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) juga mencatat kalau hampir semua korban tragedi Kanjuruhan ini alami luka di bagian mata.

Hal ini terjadi pasca penembakan gas air mata oleh petugas keamanan.

Para korban ini antara lainFabianca Cheendy Chairun Nisa (14), Rafi Atta Dzia'ul Hamdi (14 tahun), Yuspita Nuraini (25), M. Iqbal (16), dan Ahmad Afiq Aqli.

Semua korban ini pun sama-sama alami pendarahan dalam mata akibat gas air mata ini.

Terbaru diketahui kalau rupanya gas air mata yang dipakai polisi kala tangani kerusuhan yang tewaskan 131 orang ini sudah kadaluwarsa.

Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan kalau ada beberapa gas air mata yang dipakai anggotanya ini memang telah kadaluwarsa.

"Ya, ada beberapa yang ditemukan ya.

"Yang tahun 2021, ada beberapa ya," kata Dedi di Kantornya, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022).

Kompas.com fotografer Imron Hakiki
Kompas.com fotografer Imron Hakiki

Polri temukan gas air mata kedaluwarsa dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Sayangnya, ia tak merinci mengenai total gas air mata yang kadaluwarsa ini.

Ia pun cuma mengatakan kalau gas air mata ini masih dalam proses pendalaman labfor.

"Saya belum tahu jumlahnya tapi masih didalami oleh labfor tapi ada beberapa.

"Tapi sebagian besar yang digunakan adalah ini.

"Ya tiga jenis ini yang digunakan," pungkasnya.

Apakah bisa sembuh?

Melansir dari Kompas.com, spesialis mata anak dari Jakarta Eye Center (JEC), dr Florence M. Manurung mengatakan luka di bagian mata para korban tragedi Kanjuruhan ini disebut pendarahan pembuluh darah kecil sekitar bola mata atau subkonjungtiva bleeding.

Kondisi ini sendiri bisa terjadi karena 2 fakto yaitu pasien menggosok mata atau terkena trauma tumpul.

Selain itu, hal ini juga bisa terjadi ketika seseorang terpapar gas air mata tak segera membasuh matanya dengan air.

Pasalnya, hal ini malah dapat memicu orang tersebut menggosok mata hingga sebabkan mata terluka.

"Gas air mata tidak menyebabkan kebutaan.

"Namun harus segera disiram air bersih yang mengalir agar pasien tidak mengucek mata akibat nyeri," ucapnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (9/10/2022).

Subkonjungtiva bleeding ini bisa ditangani dengan berikan tes mata antibiotik oleh dokter mata dan akan sembuh dalam beberapa hari.

"Umumnya (subkonjungtiva bleeding) tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan mata atau tidak menyebabkan gangguan penglihatan," terang Florence.

Kendati begitu, Florence mengatakan kalau subkonjungtiva bleeding ini disertai gangguan penglihatan dan nyeri yang hebat di area mata, maka harus segera ke dokter.

Baca Juga: Lihat Supporter Arema Meregang Nyawa, Tim Pencari Fakta Bongkar Horornya CCTV Kanjuruhan

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Baca Lainnya