Kesaksian Pilu Korban Tragedi Kanjuruhan, Lihat Aparat Dorong dengan Tameng Wanita Pingsan

Rabu, 05 Oktober 2022 | 14:38
(BolaSport.com via TribunStyle.com)

Tragedi Stadion Kanjuruhan

Suar.ID - Ratusan nyawa dikabarkan melayang akibat tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Sejumlah pendukung Arema FC yang merasa kecewa atas kekalahan tim kesayangannya turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official Arema.

Petugas pengamanan kemudian berupaya melakukan pencegahan hingga akhirnya menembakkan gas air mata ke arah supporter.

Tak disangka, keputusan polisi tersebut berujung kematian ratusan penonton lain yang berusaha menyelamatkan diri.

Udin, seorang suporter yang selamat dalam tragedi Kanjuruhan membagikan ceritanya soal peristiwa yang merenggut nyawa 131 orang tersebut.

Ia mengungkap aparat menolak memberi bantuan pertolongan pertama kepada para suporter wanita saat kekacauan terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Udin mengaku pada saat kejadian dirinya melihat tiga orang yang butuh pertolongan pertama ditolak aparat.

Pertama, Udin menyaksikan ketika seorang suporter perempuan digotong dalam keadaan pingsan oleh tiga orang pria.

Mereka lalu menghampiri sebuah mobil yang berada di depan bangku pemain.

Mobil itu, jelas Udin, dijaga Brimob.

Saat ketiga pria itu tampak meminta pertolongan, Udin menyaksikan para anggota Brimob itu menolak untuk membantu bahkan mendorong ketiga orang tersebut.

"Pertama yang saya lihat itu satu orang wanita digotong oleh tiga orang pria, tiga orang suporter, menghampiri mobil yang ada di depan bangku pemain. Itu dijaga brimob, kurang lebih empat orang," cerita Udin dalam konferensi pers secara daring oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Rabu (5/10/2022).

"Jadi sudah keadaan genting seperti itu, suporter wanita tadi yang dalam keadaan pingsan digotong, itu ditolak sam pihak Brimob. Malah didorong-dorong dengan tameng. Akhirnya yang pertama tadi ditolak sama Brimob, enggak tahu dia keluar lewat mana. Itu pun saya tidak tahu hasil akhirnya dia selamat atau tidak," lanjut dia.

Tidak sampai di situ, lanjut Udin, dari arah tribun selatan datang lagi beberapa suporter yang juga membutuhkan pertolongan.

Lagi-lagi, ia menyaksikan bagaimana para suporter tersebut tetap ditolak oleh aparat yang sama.

"Terus datang dari arah selatan, tribun selatan. Datang lagi orang yang dibopong, salah satunya juga suporter wanita. Tujuan mereka sama, mau mengevakuasi dan mempercepat pertolongan pertama. Ia menuju mobil polisi itu, sama perlakuan si aparat waktu itu, orangnya juga sama dan menghalang-halangi mereka," jelas Udin.

Penolak terus terjadi di depan mata Udin.

Sampai pada akhirnya ketika datang lagi beberapa suporter yang juga ditolak, tapi kali ini terjadi adu mulut antarasuporter dan aparat.

"Kamu itu enggak punya hati, walaupun kamu lihat ini suporter wanita yang sedang sekarat," ucap Udin menirukan apa yang dikatakan si suporter kala itu.

"Dari yang lainnya enggak ada bantuan, itu yang saya lihat, bisa ingat sampai saat ini," lanjut Udin.

Diketahui, langkah pihak aparat yang mencoba mengendalikan massa dengan tembakan gas air mata di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2020) berujung maut.

Ratusan nyawa melayang di Stadion Kanjuruhan.

Data resmi sementara, 131 orang tewas dalam insiden itu, termasuk 33 anak-anak.

Sebanyak 29 orang mengalami luka berat dan 436 orang menderita luka ringan dan sedang.

Berdasarkan keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, peristiwa bermmula saat berakhirnya pertandingan Arema VS Persebaya Surabaya.

Sejumlah pendukung Arema yang merasa kecewa turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial Arema.

Petugas pengamanan kemudian berupaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan.

Guna meredakan kemarahan suporter, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter.

Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.

Banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata.

Baca Juga: Ngerinya Pintu 13 di Tragedi Kanjuruhan, Ibu Muda ini Kehilangan Suami dan Anaknya: Pasrah

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Baca Lainnya