Suar.ID - Pada Sabtu (1/10), buntut dari laga Arema FC dan Persebaya malah terjadi tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban.
Dalam tragedi Kanjuruhan, Malang ini, ada 127 orang yang dikabarkan meninggal dunia.
Salah satunya yaitu kedua anak dari seorang pria ini.
Jadi korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan, pria ini sampai teriak histeris ingin cari sosok yang lakukan penembakan gas air mata.
Seperti yang diketahui, hingga kini akibat tragedi Kanjuruhan ini, rasa duka pun masih selimuti keluarga korban.
Banyak orangtua yang sampai harus kehilangan anak mereka.
Pasalnya, anak-anak mereka ini malah jadi korban tewas tragedi Kanujuruhan ini, salah satunya yaitu keluarga Syifa.
Dilansir TribunnewsBogor.com, Syifa ini jadi salah satu dari ratusan korban jiwa yang harus kembali ke sang pencipta.
Saat temukan putri kesayangannya ini sudah terbujur kaku di RS Wafa Husada Malang, sang ibunda pun cuma bisa menjerit histeris.
Dalam jeritan pilu ibunda Syifa ini, ia pun sampai minta Presiden Jokowi untuk membubarkan sepak bola.
Pasalnya sudah banyak orang yang jadi korban akibat sepak bola ini.
"Anakku Syifa, anakku, Pak Jokowi, bubarkan sepak bola.
"Sudah tidak sudah sepak bola, bubarkan! banyak korban," teriak ibu korban sambil menjerit-jerit.
Ayah kandung Syifa pun nampak berusaha tenangkan istrinya yang syok berat ini.
Ia bahkan memeluk erat istrinya yang sudah tak bisa lagi tahan emosinya sampai meronta-ronta.
Di lokasi yang sama, tak cuma ibunda Syifa, ada seorang pria yang juga berteriak histeris.
Pasalnya, anaknya yang bernama Geby ini juga ikut jadi korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan.
Pria ini bahkan berteriak kalau kedua anakya habis karena hal ini.
"Anakku mati, anakku entek!,” teriaknya.
“Anakku loro entek kabeh. (Anakku dua habis semua)," jeritnya.
Pria paruh baya ini pun sampai ungkapkan ketidakrelaannya atas meninggalnya sang anak.
Apalagi sang anak ini ditembaki gas air mata hingga akhirnya harus meregang nyawa.
Tak sampai disitu, ia pun sampai mengungkapkan akan mendari siapapun yang menembakkan gas air mata ini sampai akibatkan anaknya tewas.
"Aku tidak rela, tak goleki (aku cari) sing (yang) nembak.
"Kudu digoleki (harus dicari)," ungkapnya seolah menyalahkan aparat.
Luka Cidera Bervariasi
Menurut Direktur RS Syaiful Anwar Malang, Kohar Hari Santoso mengungkapkan kalau kondisi luka para korban tragedi Kanjuruhan ini bervariasi.
Sebut saja ada luka ringan akibat terkena gas air mata, luka patah tulang, sampai cidera di kepala.
“Saya kira detailnya tidak usah di sampaikan, tapi ada trauma di kepala,” kata Kohar Hari Santoso dilansir TribunnewsBogor.com dari kompas TV pada Minggu (2/10/2022).
“Rata-rata cidera di kepala karena ke jepit ya, jadi adanya trauma di kepala dan di dada,” sambungnya.
Ia pun ungkap dalam penanganan jenazah sebagian masih dilakukan identifikasi.
“Sebagian dari jenazah udah tapi disini kami masih identifikasi karena masih ada yang tidak teridentifikasi,” bebernya.
Selain itu, Kohar Hari Santoso pun ungkap kalau dirinya belum bisa pastikan apakah ada tindak penganiayaan pada para korban luka-luka ini.
Ia pun hanya baru menduga kalau para korban ini alami lebam akibat desak-desakan.
“Tampaknya yang paling banyak adalah desak-desakan karena yang banyak adalah luka memar tapi cukup berat,” jelasnya.
Tak sampai disitu, Kohar Hari Santoso pun ungkap kalau pihaknya ini akan siapkan cadangan penganangan serta tim medis untuk para korban.
Baca Juga: Tangis Bocah 11 Tahun Ini Pecah, Saksikan Kedua Orangtua Dimakamkan Akibat Tragedi Kanjuruhan