Eks Pasukan Cakrabirawa Mengaku Letkol Untung Pamit Mau Culik Jenderal ke Soeharto Sebelum G30S/PKI, Benarkah?

Minggu, 25 September 2022 | 14:33
YKPP 1965

Eks Pasukan Cakrabirawa Mengaku Letkol Untung Pamit Mau Culik Jenderal ke Soeharto Sebelum G30S/PKI, Benarkah?

Suar.ID -Eks Pasukan Cakrabirawa Mengaku Letkol Untung Pamit Mau Culik Jenderal ke Soeharto Sebelum G30S/PKI, Benarkah?

Kala itu, tujuh orang perwira TNI yang dituding sebagai “Dewan Jenderal” diculik oleh Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa.

Pasukan tersebut terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Para perwira TNI ini disiksa dan dihabisi dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta.

Namun buntut dari peristiwa ini, ada sekitar 500 ribu orang yang dituduh menjadi antek PKI.

Mereka dieksekusi secara massal di sejumlah wilayah di Indonesia.

Beberapa di antaranya, dipenjara dan diasingkan sebagai tahanan politik selama puluhan tahun tanpa pernah diadili.

Ishak Bahar (88) adalah salah seorang saksi hidup yang mengetahui peristiwa tersebut.

Warga Kelurahan Kalikabong, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tersebut adalah lansia yang pernah menyandang pangkat terakhir Sersan Mayor (serma).

Ia merupakan Komandan Regu Pengawal Istana Batalion Cakrabirawa.

“Saya pendidikan di Komando Pasukan Khusus (Kopassus),"

"Terus, bertugas di pengawal Istana tahun 1964,"

"Waktu Soekarno pidato di Konferensi Asia Afrika, saya yang mengawal presiden ke Aljazair,” kata Ishak saat berbincang di rumahnya, melansir dari Kompas.com.

Dirinya mengaku, keterlibatannya dalam tragedi G30S adalah hal yang tidak pernah ia duga.

Ia merasa terjebak dalam pusaran politik yang memutar nasibnya, dari seorang patriot terhormat menjadi pesakitan pengkhianat negara.

kompas.com
kompas.com

Eks Pasukan Cakrabirawa, Ishak Bahar Mengaku Letkol Untung Pamit Mau Culik Jenderal ke Soeharto Sebelum G30S/PKI, Benarkah?

Dalam ingatannya, terekam momen-momen saat Letkol Untung, pimpinan Ishak di Batalion Cakrabirawa memberi perintah untuk ikut bersamanya.

Padahal, seharusnya Ishak ada jadwal mengawal presiden ke Senayan.

“Sore itu, sekitar jam 18.00 WIB, saya ada tugas untuk mengawal Soekarno ke Mabes Teknisi di Senayan,"

"Tahu-tahu, Pak Untung datang minta saya ikut dia,” katanya.

Ishak sempat bertanya kepada Untung.

Pasalnya perintah untuk mendampingi, bertepatan dengan tugas mengawal presiden.

Hanya saja, ia tidak bisa membantah perintah.

“Sudah jangan mengawal (presiden), ikut saya!” kata Ishak menirukan perintah Untung.

Ishak mengawal dalam satu kendaraan bersama Letkol Untung, Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), sopir dan ajudan, serta membawa persenjataan lengkap.

“Saya tidak dikasih tahu tujuannya ke mana,"

"Tahu-tahu, mampir ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) untuk menemui Soeharto yang sedang menjaga anaknya, Hutomo Mandala Putra (Tomy) yang lagi sakit,” beber Ishak.

Kompas.com
Kompas.com

Eks Pasukan Cakrabirawa, Ishak Bahar Mengaku Letkol Untung Pamit Mau Culik Jenderal ke Soeharto Sebelum G30S/PKI, Benarkah? Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966.

Ishak tidak ikut masuk ke dalam kamartempat Tomy dirawat.

Hanya saja ia mendengar, Untung dan Abdul Latief sudah mendapat izin Soeharto.

Hal ini tentang sebuah misi yang baru dia sadari sesudahnya.

“Baik Pak Untung dan Pak Latief itu, pamitan dengan Soeharto mau nyulik jenderal,” ungkapnya.

Baca Juga: DN Aidit Dianggap Cuma Anak Bawang, Siapa 2 Sosok Dedengkot yang Lebih Besar dari Ketum PKI?

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya