LPSK masih bingung dengan temuannya: Putri Candrawathi yang mengaku dilecehkan masih bisa bertemu dengan Brigadir J.
Suar.ID -Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengaku semakin bingung dengan fakta terkait penembakan Brigadir J.
Dia masih heran, kok bisa Putri Candrawathi yang mengaku dilecehkan oleh ajudannya itu masih mencari keberadaannya Brigadir J dan menyuruhnya kamar?
Selain itu, Brigadir J disebut-sebut sudah seperti keluarga sendiri oleh Putri Candrawathi.
Dibanding ajudan-ajudan lainnya, Brigadir J disebut-sebut mendapat perlakukan paling istimewa di rumah Irhen Ferdy Sambo.
Brigadir J disebut sebagai satu-satunya ajudan yang mendapat kamar pribadi di rumah keluarga Ferdy Sambo.
Brigadir J juga dipecaya memegang anggaran kebutuhan semua ajudan Irjen Ferdy Sambo.
"Brigadir J punya kamar sendiri di Saguling, hanya dia yang punya di Saguling, (ajudan yang lain) enggak," ujar Edwin, dilansir Tribunnews.com.
Karena itulah dia menganggap ada yang tidak masuk akal adri pernyataan Putri Candrawathi yang mengaku dilecehkan oleh Brigadir J.
Dalam rekonstruksi penembakan Brigadir J yang dilakukan beberapa hari yang lalu, Putri masih mencari dan memanggil Brigadir J.
"Ketika rekonstruksi masih tergambar bahwa PC masih bertanya kepada RR di mana Yoshua," kata Edwin.
"Jadi korban bertanya-tanya kepada tersangka lain untuk menghadap dirinya ke kamar, itu suatu hal yang unik," lanjutnya.
Menurut Edwin, korban kekerasan seksual biasnya mengalami trauma, tapi Putri Candrawathi justru masih bisa bertemu Brigadir J.
Putri juga tidak mengusir Brigadir J setelah mengalami dugaan kekerasan seksual.
Itulah kenapa Ewin melihat ada yang tidak masuk akal jikaBrigadir J diduga melecehkan Putri Candrawathi.
"Ketika rekonstruksi masih tergambar bahwa pasca-peristiwa kekerasan seksual di Magelang, PC masih bertanya kepada RR di mana Yoshua," kata Edwin.
"Dan Yoshua masih menghadap PC di kamar. Jadi korban bertanya kepada pelaku dan pelaku menghadap korban di kamar, itu suatu hal yang unik."
"Kalau dalam konteks kekerasan seksual bisa tinggal sama pelaku itu sulit dipahami, karena korban kan stres trauma depresi, kok masih bisa tinggal serumah?"
Selain itu, Edwin juga masih bertanya-tanya, jika dilecehkan secara seksual, kenapa Putri Candrawathi tidak langsung melapor ke polisi.
Padahal, bila kasus tersebut segera dilaporkan, polisi bisa mendapatkan bukti saintifik berupa hasil visum atau cairan sperma yang mungkin tertinggal dari kekerasan seksual yang terjadi.
"Ibu PC kan istri jenderal, kalau telepon polisi, polisinya datang. Kalau polisi (sudah datang) kan bisa dilakukan visum segera," kata dia.
"Kalau sekarang kan enggak ada yang bisa dibuktikan dari klaim. Dari klaim dugaan kekerasan seksual di Magelang saat ini tidak memiliki bukti yang saintifik".