Suar.ID -Putri Candrawathi Disebut Berhubungan Badan Dengan Kuat Ma'ruf, Saksinya Brigadir J, Ferdy Sambo Sampai Tolak Peragakan Adegan Ini.
Motif sebelumnya pembunuhan tersebut, karena Brigadir J melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi.
Namun, kasus pelecehan tersebut tidak dapat dibuktikan.
Terbaru, tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Bharada Richard Eliezer mengaku, mencurigai adanya hubungan terlarang yang terjadi antara istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf, sopirnya sekaligus asisten rumah tangga.
Kecurigaan Bharada E itu diungkapkannya kepada Deolipa Yumara.
Saat itu, Deolipa masih menjadi kuasa hukum Bharada E.
Menurut Deolipa, kecurigaan Bharada E adanya hubungan Putri Candrawathi dan Kuat, bukan tanpa dasar.
"Jadi Bharada E atau Eliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan,"
"Eliezer ngomong 'Saya curiga bang, itu si Kuat ada main sama Putri',"
"Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa di tayangan TV One, Senin (29/8/2022) malam.
Karenanya, kata Deolipa, dugaan kuat motif pembunuhan terhadap Brigadir J, lantaran Kuat dan Putri ingin menyembunyikan hubungan terlarang mereka selama ini, yang diketahui Brigadir J saat di Magelang.
"Jangan sampai nantinya, motif pembunuhan ini, karena Yosua melecehkan Putri di Magelang,"
"Gak ada itu, bohong kalau itu,"
"Yang ada adalah, saat di Magelang itu, Kuat dan Putri lagi making love, lalu ketahuan Yosua,"
"Makanya, Yosua yang dikejar dan dincar," kata Deolipa.
Hal ini, kata Deolipa, diperkuat fakta, saat dipergoki Brigadir J, Putri Candrawathi langsung menelepon Bharada E dan Bripka Ricky yang sedang mengantar makanan ke anaknya di sekolah Taruna Nusantara.
Sementara itu, Kuat menelepon Ferdy Sambo.
Kuat dan Putri, kata Deolipa, kompak melakukan itu, untuk membuat skenario.
Supaya, Ferdy Sambo marah dan memberikan 'pelajaran' ke Brigadir J.
"Jadi begitu ketahuan, itu makanya Putri nelpon Bripka RR lewat Bharada E,"
"Sementara, Kuat menelpon ke Sambo,"
"Tujuannya, menyamakan persepsi mereka di sana, begini begini begini,"
"Agar hubungan Kuat dan Putri, gak tercium Sambo,"
"Jadi seolah-olah, Yosua pelaku pelecehannya,"
"Jadi, Yosua ini adalah korban," papar Deolipa.
Menurut Deolipa, adanya dugaan hubungan asmara antara Kuat dan Putri terjadi, karena iasudah lebih 10 tahun menjadi sopir Putri Candrawathi.
"Kuat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih, sejak Ferdy Sambo masih AKBP,"
"Kuat ini kan orang dari Brebes,"
"Ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.
Deolipa menjelaskan, dengan adanya pengaduan Kuat ke Sambo yang menyatakan, Brigadir J sudah melecehkan Putri Candrawathi, membuat Ferdy Sambo murka dan marah.
"Namanya, Sambo psikopat,"
"Dengar aduan seperti itu dari Kuat dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario,"
"Sehingga, Yosua jadi korban," katanya.
Apalagi, kata Deolipa, selama ini Kuat iri kepada Brigadir J.
Karena, ia lebih dipercaya oleh Sambo dan Putri Candrawathi untuk mengawal mereka.
"Sementara Kuat yang merasa orang lama di sana, ingin berkuasa dan lebih dipercaya dari Yosua," kata Deolipa.
Terkait rekonstruksi yang digelar di rumah Ferdy Sambo dan menghadirkan 5 tersangka, kata Deolipa, hal itu tidak akan mengungkap motif.
"Yang direkonstruksi di sana, adalah terjadinya penembakan, seperti yang ada di BAP dan melihat kesesuaiannya antara keterangan 5 tersangka,"
"Tapi, tidak akan mengungkap motif," kata Deolipa.
Justru, kata Deolipa, berdasarkan keterangan dan analisa Bharada E, motif yang sangat mungkin, karena Kuat dan Putri melakukan perbuatan asusila yang dipergoki Brigadir J.
"Karena ketahuan Yosua, pada akhirnya Yosua yang jadi korban," katanya.
Terkait laporan Kuat, ia melihat Brigadir J membopong Putri Candrawathi.
Namun menurut Deolipa, yang terjadi sesungguhnya, Kuat membopong Putri dan dipergoki Brigadir J.
"Yang terjadi sebenarnya itu justru sebaliknya. Kuat membopong Putri,"
"Tapi, diketahui Brigadir J," katanya.
"Karena tak ingin Brigadir J atau Yosua membocorkan ke Sambo, maka difitnahlah Yosua ini oleh Putri dan Kuat," papar Deolipa.
Sementara itu, dari total 78 adegan rekonstruksi pembunuhan berencana terhadap Brigadir J pada Selasa (30/8/2022), ada sejumlah adegan yang tidak diperankan oleh tersangka Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.
Beberapa adegan itu lalu diperankan oleh pemeran pengganti.
Terkait hal itu, Polri mengatakan, adanya pemeran pengganti tersebut.
Pasalnya, Sambo dan Putri menolak adegan yang ada dalam konstruksi.
“Untuk adegan oleh pemeran pengganti, dilakukan karena tersangka (Sambo dan Putri) menolak untuk memerankan (adegan),” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian saat dikonfirmasi Kompas TV, Selasa.
Andi mengungkapkan alasan penolakan tersebut.
Lantaran, adanya perbedaan keterangan antara tersangka dan saksi.
Penyidik memberikan kesempatan kepada tersangka untuk melakukan pembelaan.
Hal ini terjadi apabila mereka keberatan terhadap adegan rekonstruksi yang tidak sesuai menurut apa yang mereka rasa, alami, dan lakukan.
Ia menambahkan, hal itu sesuai dengan mekanisme standard operational procedure (SOP) Polri.
"Dalam pemeriksaan, ada yang namanya konfrontir,"
"Kalau dalam rekonstruksi, kita memberikan kesempatan pada mereka,"
"Kalau mereka menolak untuk melakukan adegan, kita menunjuk figuran atau pemeran pengganti," jelas Andi.