Tanggung Beban Trauma Seumur Hidup, Ketua RT Beberkan Kondisi Istri Ferdy Sambo: Susah Komunikasi

Minggu, 14 Agustus 2022 | 07:35
Tribunnews

pengacara Brigadir J kini mengungkap keraguannya soal PC istri Irjen pol Ferdy Sambo yang muncul ke publik saat menyambangi Mako Brimob

Suar.ID - Komnas HAM batal memeriksa Putri Candrawathi selaku istri dari Ferdy Sambo.

Pembatalan pemeriksaan karena Putri Candrawathi menyatakan belum siap.

Diketahui, istri Ferdy Sambo itu disebut-sebut masih mengalami trauma.

Putri Candrawathi bahkan dikabarkan terus menangis setelah peristiwa pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, 8 Juli 2022 lalu.

Hal itu diakui oleh Yosef Ketua Rukun Tetangga (RT) RT 07 RW 02 Jalan Saguling, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Yosef mengaku dirinya menyaksikan Putri Candrawathi menangis di rumahnya pada Rabu (10/8/2022) lalu.

Kala itu Yosef mendampingi penyidik dari Mabes Polri menggeledah rumah pribadi Putri Candrawathi.

"Iya dia menangis terus di kamar, susah kita berkomunikasi," kata Ketua Yosef.

Belum diketahui motif dari Putri Candrawathi menangis.

Hal senada disampaikan Arman Hanis selaku kuasa hukum.

Bahkan, Arman menyebut pandangan mata istri Ferdy Sambo itu kosong seakan ketakutan.

"Tiap saya ajak ngomong diam, nangis, pandangan matanya kosong kayak ketakutan.

Jadi saya enggak bisa komunikasi langsung," kata Arman Hanis dikutip TribunStyle.com, Sabtu, (13/8/2022).

Di lain sisi, fakta berbeda justru diungkapkan oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Saat jadi narasumber di Kabar Petang TV One, Deolipa blak-blakan menyebut beberapa hari setelah Brigadir J dibunuh, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo, mengundang Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Maruf ke rumahnya.

Bukan tanpa alasan, kala itu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menawarkan uang kepada tiga orang bawahannya itu.

"Ketika mulai adem, dipanggil Bharada E, Kuat, sama Bripka Ricky, ke rumahnya Sambo," kata Deolipa dikutip TribunStyle.com dari YouTube TV One, pada Sabtu (13/8/2022).

"Di rumahnya Sambo ini, kata si Richard, ada Putri dan Pak Sambo, lalu mereka menawarkan uang," imbuhnya.

Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo menawarkan uang sejumlah fantastis kepada Bharada E, Bripka RR, Kuat Maruf.

Di mana pembagiannya Bharada E Rp1 Miliar karena dia yang menembak langsung Brigadir J, sementara Brigadir R dan Kuwat yang membantu, masing-masing mendapat Rp 500 Juta.

Menurut Deolipa Yumara, kala itu Putri Candrawathi menunjukkan uang tersebut dalam mata uang dolar.

"Menawarkan uang, kepada Bharada E senilai Rp 1 miliar, lalu kepada Bripka RR Rp 500 juta, kepada kuat Rp 500 juta, uangnya ditunjukin, tapi dalam bentuk dolar," kata Deolipa Yumara.

Menurut Deolipa, Putri dan Ferdy Sambo sangat yakin kasus penembakan Brigadir J ini akan SP3 atau dihentikan penyidikannya.

Lalu suami istri itu berjanji akan memberikan uang tersebut, setelah sebulan pembunuhan Brigadir J di-SP3.

"Sebagai uang buat kamu happy,happy," kata Deolipa Yumara.

"Uang itu belum dikasih sampai sekarang," pungkasnya.

Baca Juga: 'Bang Deoli, Ini Saya Di bawah Tekanan,' Pengacara Deoli Yumara Yakin Bharada E Beri Tanda Sedang Di Bawah Tekanan Saat Tanda Tangani Surat Cabut Kuasa, Sehari Setelah Irjen Ferdy Sambo Jadi Tersangka

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Baca Lainnya