Timbul Tanda Tanya Baru, Organ 'Mahal' Milik Brigadir J Hilang Tidak Ditemukan, Mendadak Saksi Mata Penting Muncul

Rabu, 03 Agustus 2022 | 11:30
Facebook/Kamarudin Simanjuntak

Proses pembongkaran makam dan pengangkatan peti jenazah Brigadir J, Rabu (27/7/2022). Kamaruddin kini ungkap temuan dokter forensik saat autopsi ulang.

Suar.ID - Dikatakan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, hasil autopsi ulang jasad Yosua malah menimbulkan tanda tanya baru.

Kamaruddin Simanjuntak mengaku menemukan beberapa kejanggalan.

Antara lain beberapa luka tak teridentifikasi hingga organ dalam yang hilang.

Hal ini diungkapnya melalui penuturan dalam tayangan wawancara di kanal YouTube metrotvnews, Senin (1/8/2022).

Sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan bahwa bagian kepala Brigadir J ternyata pernah dibuka saat autopsi awal.

Sesuai prosedur, otak Brigadir J dipindahkan ke rongga badan untuk menghindari rembesan di bagian kepala.

Namun kemudian, pada autopsi kedua setelah pengebumian atau ekshumasi, kembali muncul beberapa kejanggalan.

Yakni adanya organ tubuh berupa pankreas yang tak bisa ditemukan oleh tim forensik independen.

"Organnya tidak kelihatan atau tidak ketemu, misalnya yang saya ingat itu pankreas tidak ditemukan," kata Kamaruddin Simanjuntak, dikutip dari Tribunnews.

Wartakota
Wartakota

Autopsi ulang jenazah Brigadir J diselenggarakan hari ini, Kamaruddin Simanjuntak minta 2 bagian ini dicek ulang, curigai soal pesan WA ini.

Menurutnya, pankreas tersebut adalah organ yang dihargai mahal di dunia medis karena fungsinya untuk memproduksi insulin.

"Pankreas ini kan barang mahal, fungsinya adalah untuk memproduksi insulin. Makanya manusia sehat karena insulinnya bagus, kalau (produksi-red) insulin rusak biasanya dia itu akan penyakit gula atau diabetes."

Sampai akhir autopsi ulang pada Rabu (27/7/2022) itu, organ yang dimaksud tetap tak bisa didapati.

Menurut keterangan tim forensik, kata Kamaruddin Simanjuntak, hal ini bisa saja terjadi karena adanya efek samping penggunaan cairan pengawet atau formalin.

"Sampai selesai autopsi, pankreasnya tidak ditemukan, tapi mereka sebut di situ diduga karena akibat pemakaian formalin," tutur Kamaruddin.

"Tetapi apakah betul pankreas bisa jadi hilang akibat formalin, itu kan ahlinya nanti yang menjelaskan."

Terakhir, Kamaruddin Simanjuntak kembali merinci hal-hal yang dianggap janggal pada bagian tubuh Brigadir J tersebut.

"Otak pindah dari kepala ke dada, Pankreas tidak ditemukan," tandasnya.

Sementara itu, kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo mulai menemui titik terang.

Kini muncul lagi satu orang diduga jadi saksi mata penting penembakan maut pada Jumat 8 Juli 2022 itu.

Dia adalah Bripka Ricky.

TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG
TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG

Potret Brigadir J semasa hidup. Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat ditembak hingga tewas oleh Bharada E di rumah singgah sang jenderal Irjen Sambo di Jakarta, Jumat (8/7/2022).

Selama ini nama Bripka Ricky tidak banyak disorot publik terkait penembakan yang dilakukan oleh Bharada E itu.

Padahal saat kejadian, Bripka Ricky juga berada di rumah dinas itu yang berada di Komplek Polri, Duren Tiga Utara 1, Nomor 46, Jakarta Selatan itu.

Dikutip dari Tribunnews, saat itu dia berada di ruangan lain yang ada di lantai dasar rumah dinas itu.

Menurut pengakuan Bharada E, tiba-tiba saat itu dia mendengar suara teriakan istri Irjen Ferdy Sambo dari dalam kamarnya yang juga di lantai dasar.

"Dia (Bharada E) naik ke lantai dua ke ruangan ajudan. Dia lagi bersih-bersih. Terus dia dengar suara teriakan dari ibu Putri (istri Ferdy Sambo. Ini dari versi Bharada E," beber Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Lantaran mendengar teriakan yang cukup kencang apalagi sampai namanya juga dipanggil oleh istri Irjen Ferdy Sambo, Bharada E langsung bergegas turun.

Namun Damanik tak membeberkan dimana posisi ajudan bernama Bripka Ricky saat peristiwa penembakan antara Brigadir J dan Bharada E.

Padahal dari keterangan yang didapat Komnas HAM saat itu Bripka Ricky juga berada di rumah dinas Ferdy Sambo.

"Dia Bharada E) turun ke bawah melihat saudara J. Dia bertanya ada apa ini, dia lihat J mengarahkan senjata ke dia dan menembak. Setelah itu dia mundur ke belakang, ambil senjata dan mengokang dan menembak senjata," papar Damanik.

Baca Juga: Kejanggalan Gerak-gerik Keluarga Ferdy Sambo, Pengacara Brigadir J Curiga Bukti CCTV Sudah Diedit: Harus Diuji Ahli

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Baca Lainnya