Kejanggalan Gerak-gerik Keluarga Ferdy Sambo, Pengacara Brigadir J Curiga Bukti CCTV Sudah Diedit: Harus Diuji Ahli

Rabu, 03 Agustus 2022 | 08:38
Tribunnews.com/JEPRIMA

Pengacara keluarga ungkap hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J yang mengalami beberapa kejanggalan.

Suar.ID - Kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J hingga kini belum menemui titik terang.

Belakangan, ramai diperbincangkan soal rekaman CCTV yang diungkap oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meragukan rekaman CCTV yang belakangan ini dibeberkan ke publik.

Diketahui, rekaman CCTV yang memperlihatkan aktivitas keluarga Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J sebelum tewas itu dibeberkan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Saya sudah katakan Komnas HAM itu kalau dapat bukti elektronik diuji dulu. Karena namanya berbau elektronik itu bisa Ori (orisinil) bisa editan juga. Elektronik itu rawan diedit, maka harus diuji ahli forensik," kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (2/8/2022) malam.

Kamaruddin menjelaskan bukti elektronik harus melalui proses uji forensik agar hasilnya bisa dipastikan orisinil atau editan.

"Kalau belum diuji bisa saja itu editan. Bisa saja CCTV yang lalu dibuat seolah-olah pada hari itu," ungkapnya.

Komnas HAM Beberkan Bukti CCTV

Begini tanggapan Komnas HAM terkait hasil otopsi ulang Brigadir J.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik membeberkan rekaman CCTV terkait kronologi sebelum terjadinya baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Damanik mengawali rekaman CCTV yang dilihat oleh pihaknya memperlihatkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi berangkat dari Magelang bersama rombongan pada 10.00 WIB.

Kemudian Putri Chandrawati bersama rombongannya tiba di rumah pribadinya di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada pukul 15.40 WIB.

Hanya saja, kata Damanik, Irjen Ferdy Sambo terlebih dahulu sampai ke kediaman pribadinya pada pukul 15.29 WIB dari Yogyakarta di mana menggunakan pesawat terbang sebelumnya untuk menuju Jakarta.

"Bu Sambo ini dari Magelang, dua mobil, satu mobil dikawal Patwal berangkat jam 10-an kemudian tiba di rumah pribadi Jalan Saguling persisnya 15.40 WIB."

"Kemudian dia (Ferdy Sambo) masuk ke rumahnya itu jam 15.29 WIB. Jadi gak terlalu lama, 11 menit itu sampailah ibu (Putri Chandrawati)," jelasnya dikutip Tribunnews dari YouTube metrotvnews pada Sabtu (30/7/2022).

Kemudian, Damanik menjelaskan bahwa dalam rombongan itu terlihat ada Bharada E dan Brigadir J.

"Kelihatan ada Bharada E, ada almarhum Yosua (Brigadir J), ada asisten rumah tangga, dan ada 2 lagi stafnya termasuk ADC senior," tuturnya.

Lantas, tiga menit berselang, Putri Chandrawati, Bharada E, Brigadir J, hingga asisten rumah tangga terlihat melakukan tes RT-PCR.

Namun, menurut Damanik, Ferdy Sambo terlihat berada di kamar dan tidak ikut melakukan tes RT-PCR.

Hanya saja, Damanik tidak mengetahui apakah sebelum itu Ferdy Sambo telah melakukan tes RT-PCR terlebih dahulu.

"Iya tidak tahu (sudah tes PCR), dia apakah sudah PCR. Jadi yang (tes) PCR itu hanya di rombongan (Putri Chandrawati, ajudan, dan asisten rumah tangga) ini saja."

"Jadi Komnas (HAM) sampai sekarang belum mengetahui apakah Pak Sambo PCR-nya jam berapa, di mana, itu nanti kita cari lagi informasinya," jelasnya.

TribunJambi/Aryo Todang
TribunJambi/Aryo Todang

Kolase Foto Bharada E dan Brigadir J.

Setelah tes RT-PCR, sekira pukul 16.07 WIB, Damanik mengungkapkan Putri Candrawathi dan rombongan kecuali asisten rumah tangga pergi ke rumah dinas di Duren Tiga.

Namun, katanya, Ferdy Sambo justru tidak menyusul istrinya tapi ke arah lain bersama ADC dan motor Patwal yang sama.

"Baru berapa menit berjalan, kelihatan motor Patwal berhenti, mobil berhenti. Kata penyidik, itu karena ada telepon dari ibu (Putri Candrawathi) ke Pak Ferdy yang menjelaskan ada masalah itu,"jelas Damanik

Penjelasan Damanik ini berdasarkan rekaman CCTV milik tetangga Ferdy Sambo.

Namun, ia tidak mengingat pukul berapa mobil Ferdy Sambo dan motor Patwal berhenti.

Setelah menerima telepon dari istri, Damanik menjelaskan mobil Ferdy Sambo pun berusaha berbalik bersama dengan motor Patwal.

Hanya saja, mobil rombongan Ferdy Sambo itu kesulitan karena jalan yang sempit.

Damanik pun mengungkapkan setelah mengetahui hal itu, Ferdy Sambo pun langsung berlari ke rumah dinas.

"Ga berapa lama, ibu kembali ke rumah didampingi asisten yang menunjukkan wajahnya menangis. Kenapa kami bisa mengatakan menangis? Karena CCTV-nya sangat clear, kualitas tinggi," ungkapnya.

Selanjutnya, Damanik mengatakan datangnya mobil Provost hingga mobil lain untuk bergerak ke Rumah Sakit Kramat Jati.

Baca Juga: Terlibat 3 Kasus Sekaligus, Sosok yang Sempat Tersingkir dalam Bursa Calon Kapolri Itu Kini Disebut Wikipedia Terima Suap dari Ferdy Sambo hingga Tersangkut Gugatan Belasan Triliun

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Baca Lainnya