Disebut Rugikan Uang Member hingga Rp 5 Triliun, Teryata Operator Robot Trading Fahrenheit Buat Transaksi Seolah-olah Margin Call

Minggu, 27 Maret 2022 | 15:38
YouTube | Instagram

Konferensi Pers Polda Metro Jaya terkait kasus robot trading Fahrenheit Hendry Susanto.

Suar.ID - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap bos robot trading Fahrenheit Hendry Susanto pada Selasa (22/3/2022) lalu.

Hendry Susanto ditangkap terkait kasus dugaan investasi bodong.

Mengutip dari Kompas.com, penyidik dari Polda Metro Jaya lebih dulu mengamankan empat anak buah Hendry yang bekerja sebagai karyawan pada robot trading Fahrenheit.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Auliansyah Lubis mengatakan, para pelaku berperan sebagai admin, pengelola situs, dan mencari anggota baru atau mengajak masyarakat berinvestasi di robot trading Fahrenheit.

Baca Juga: 'Orangtua Tak Ajarkan Menipu', Ucapkan Permintaan Maaf, Indra Kenz Auto Kicep Diskakmat Polisi, Ada Aset Rp58 Miliar di Luar Negeri: Terus Bertambah!

Sebelumnya, salah satu korban Fahrenheit Chris Ryan bersama sejumlah korban lain melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri.Chris Ryan mengatakan bahwa pencairan dana dan pembatalan pembelian tidak bisa dilakukan sejak 7 Maret 2022 lalu. Chris menduga, pihak Fahrenheit sengaja menghilangkan uang yang dimasukkan para anggota aplikasi.

Bahkan, menurut Chris, uang member yang hilang totalnya mencapai angka fantastis, yakni Rp 5 triliun."Mereka dengan sengaja selama satu jam me-margin-call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun (dari keseluruhan korban)," ujar Chris Ryan.

Baca Juga: Seolah Tak Kuat Di-Bully Gara-gara Kelakuan Doddy, Puput Sudrajat Kini Pindah Kubu ke Haji Faisal

Dikutip dari Kontan.co.id, aksi penipuan dalam robot trading Fahrenheit adalah operator membuat transaksi seolah-olah margin call (MC).Margin call adalah peringatan dari broker atau sekuritas kepada investor untuk menambah modal ke rekening investasinya.

Kondisi itu terjadi saat nilai ekuitas nasabah nyaris habis karena adanya posisi merugi cukup parah dalam akunnya.

Jika MC terjadi, maka seorang trader harus menambah dana akun, karena kalau tidak maka pihak broker dapat menutup paksa posisi trading-nya dalam kondisi stop out (rugi).

Kompas.com/Tria Sutrisna

Penampakan dua unit mobil mewah milik tersangka robot trading Fahrenheit yang disita penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Selasa (22/3/2022).

Dari aksi memanipulasi margin call robot trading Fahrenheit menyebabkan deposit member habis terkuras.

Auliyansah membeberkan, para anggota dijanjikan keuntungan hingga 80 persen ketika mereka melakukan deposit senilai 50.000 dollar AS.

Dari keuntungan 80 persen tersebut, dana anggota dipotong 20 persen untuk aplikasi robot trading tersebut.

Ia juga bilang, ada anggota yang dijanjikan profit 30 persen sebulan dan profit sehari sebesar 1 persen.

Namun, di awal investasi para anggota diharuskan membeli robot trading sebesar 10 persen dari nominal dana investasi yang disetor.

Baca Juga: Penghasilan Per Bulannya Fantastis, Nyatanya Dea OnlyFans Pernah Jualan Baso Aci Murah Meriah, Terciduk Sosok Seksi ini Juga Ketahuan Jadi Tukang Bully!

Dalam operasionalnya, robot trading itu mengeklaim dapat menghasilkan keuntungan secara konsisten dengan pengelolaan keuangan yang baik, berdasarkan ekuitas yang ada; dan secara otomatis membuka dan menutup pesanan setiap hari.Namun faktanya, PT FSP Akademi Pro tidak memiliki izin dari Kementerian Perdagangan untuk menawarkan robot trading Fahrenheit.Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan, platform aplikasi Fahrenheit telah diblokir bersama bersama 1.222 situs web lainnya, pada Rabu (2/2/2022).Dari jumlah tersebut, diketahui sebanyak 21 entitas berbeda merupakan situs atas nama Fahrenheit atau merujuk pada PT FSP Academy Pro.

Baca Juga: Kerjaannya Unggah Foto Setengah Telanjang Padahal Masih Kuliah, Penghasilan Dea OnlyFans dari 'Kontennya' Bikin Netizen Melongo!

Tag

Editor : Adrie Saputra

Sumber Kompas.com, Kontan.co.id