Suar.ID -Pernyataan kontroversial dilontarkan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy terkait Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin.
Kita tahu, selain kasus korupsi yang menjeratnya, Terbit Rencana Peranginangin jadi perbincangan karena punya kerangkeng pribadi di dalam rumahnya.
Kerangkeng pribadi itu terbukti dipakai untuk mengurung puluhan orang yang diduga sebagai pekerja perkebunan sawit.
Secara umum, Muhadjir Effendy bilang bahwa kerangkeng manusia yang berisi 40an orang itu adalah tindakan yang tidak manusiawi.
Meski begitu, dia bilang, keberadaan kerangkeng itu belum bisa jadi alasan soal adanya upaya perbudakan moden oleh Bupati Langkat.
Muhadjir Effendy sendiri sudah melihat kondisi kerangkeng manusia itu.
"Memang tidak manusiawi," ujar Muhadjir Effendy setelah melihat fisik lokasi dan ruang kerangkeng tersebut, Kamis (27/1) kemarin.
Walau begitu, "Itu tidak cukup dijadikan dasar untuk menyimpulkan bahwa telah terjadi semacam praktik perbudakan."
Yang juga mengherankan, bisa-bisanya Muhadjir Effendy punya pikiran positif terhadap Bupati Langkat yang dia sebut tidak mungkin tidak manusiawi.
Pernyataan itu bermodal informasi yang dia dengar soal orang-orang yang berada di situ merupakan pecandu narkoba.
"Saya nggak yakin, sebagia seorang bupati yang bersangkutan punya tabiat seburuk itu," kata Muhadjir.
"Apalagi informasi awal menunjukkan, di tempat itu juga berfungsi sebagai tempat untuk menangani dan memulihkan para pecandu narkoba."
Karena itulah Muhadjir Effendy meminta masyarakat untuk tidak mencampur-campur kerangkeng itu dengan korupsi yang menjerat Bupati Langkat itu.