Dulu Keras Sebut Indonesia Negara Pembantai, Kini Pejabat Fretilin Itu malah Beri Pujian pada NKRI di Depan Media Arab usai Dukung Timor Leste Meraih Hal Ini: Pendukung Terbesar Kami

Senin, 24 Januari 2022 | 17:48
Pos Kupang

Mari Alkatiri kini sebut Indonesia pendukung terbesar Timor Leste

Suar.ID -Kini Pejabat Fretilin Itu malah Beri Pujian padaIndonesia di Depan Media Arab usai Dukung Timor Leste Meraih Hal Ini.

Masa pendudukan Indonesia di Timor Leste selama 24 tahun bukan saja mengusai wilayah kecil di bagian timur Pulau Timor.

Wilayah bekas pendudukan portugal itu sedang perang saudara saat diserbu pasukan Indonesia.

Wilauah yang semula bernama Timor Portugis itu kemudian diganti menjadi Timor Timur dan masuk menjadi provinsi ke 27 NKRI.

Selama perjuangan kemerdekaan Timor Leste, sejumlah elit Fretelin antara lain Mari Alkatiri menyebut Indonesia sebagai negara penjajah yang kejam dan pembantai.

Namun, kini Mari Alkatiri memuji Indonesia setinggi langit.

Sebagian besar rakyat Timor Leste menyebut Indonesia penjajah di tanah leluhur mereka selama puluhan tahun.

Timor Timur resmi memisahkan diri dari Indonesia sejak 20 Mei 2002 atau usai refrendum.

Berarti, negara berdaulat yang bertetangga dengan Provinsi NTT ini sudah berusia20tahun.

Negara kecil yang berada di ujung Pulau Timor ini dulu menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Saat masih bergabung dengan Indonesia, wilayah negara ini bernama Timor Timur dan menjadi provinsi ke-27.

Pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.

Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.

Hal ini memberikan jalan bagi rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan.

Namun, setelah puluhan tahun menganggap Indonesia sebagai penjajah kejam dan pembantai, ada satu dan lain hal yang membuat Timor Leste memuji Indonesia.

Ziki Zakiya
Ziki Zakiya

Mari Alkatiri

DiwartakanArab News, mantan Perdana Menteri Timor Leste, Mari Alkatiri mengatakan, setelah hampir dua dekade berpisah dari Indonesia, hubungan negara dengan tetangganya terus menguat, meskipun ada beberapa masalah yang belum terselesaikan.

Alkatiri menjabat sebagai perdana menteri pertama Timor Leste dari 2002 hingga 2006.

Ia mengatakan, Indonesia "adalah pendukung terbesar kami."

Dalam wawancara eksklusif dengan Arab News di sebuah hotel dekat markas besar partai Fretilin pada 2018 lalu, Alkatiri, sekretaris jenderal Fretilin, menggambarkan hubungan Timor Timur dengan mantan penjajahnya sebagai "luar biasa, sangat baik."

“Kami masih memiliki beberapa masalah yang tertunda, seperti perbatasan laut dan darat di Oecussi,” katanya.

Pernyataannya merujuk pada eksklave pesisir Timor Timur yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia, yang terletak di bagian barat Pulau Timor.

Timor Leste terletak di bagian timur pulau itu.

Oecussi adalah zona administratif khusus dan telah ditetapkan sebagai zona ekonomi khusus dengan Alkatiri sebagai presidennya.

Alkatiri mengatakan, kedua negara perlu segera menyelesaikan masalah perbatasan.

Lantaran, akan sulit untuk menetapkan perbatasan laut di Laut Sawu tanpa batas darat yang ditandai dengan jelas.

Pos Kupang
Pos Kupang

Mantan perdana Menteri Timor Leste, Mari Alkatiri tidak lagi sebut Indonesia sebagai negara penjajah.

“Tetapi niat baik dari kedua pemerintah ada di sana,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintahan Timor Leste secara berturut-turut akan terus memperkuat hubungan antara kedua negara.

Alkatiri menyebut, Indonesia sebagai "pendukung terbesar" Timor Leste dalam upayanya menjadi anggota ke-11 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Indonesia adalah salah satu negara pendiri ASEAN ketika didirikan pada 1967 dan dianggap sebagai pemimpin de facto.

Indonesia mendukung tawaran ASEAN ketika Timor Leste secara resmi mengajukan permohonannya pada 2011 selama Indonesia menjadi pemimpin ASEAN.

Singapura, ketua saat itu, enggan menyambut Timor Leste ke dalam blok itu.

Namun, Singapura mengatakan mengharapkan Timor Leste memenuhi persyaratan untuk mengizinkannya menjadi anggota.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mengatakan, setelah menjadi tuan rumah KTT para pemimpin ASEAN pada bulan April 2018, topik tersebut telah dibahas selama forum.

Tetapi "tidak ada diskusi yang diperpanjang tentang masalah tersebut dalam pertemuan ini."

Alkatiri mengatakan, keanggotaan ASEAN adalah "mimpi yang sangat panjang".

Selama tahun itu, Timor Leste telah memenuhi dua persyaratan untuk menjadi anggota ASEAN: Negara tersebut terletak di Asia Tenggara dan memiliki kedutaan besar di 10 negara anggota.

“Ini salah satu dari sedikit hal yang menjadi konsensus antara pimpinan Timor Leste, meski ada perbedaan,” ujarnya.

Alkatiri mengatakan, kebutuhan paling mendesak bagi Timor Leste adalah investasi pemerintah dalam infrastruktur publik, seperti pendidikan dan kesehatan, dan pengeluaran untuk kebutuhan hidup dasar, seperti perumahan masyarakat dan air bersih.

Baca Juga: Sesumbar Bakal Sukses, Kini 20 Tahun Merdeka Warga Timor Leste Malah Terciduk Masuk Wilayah Indonesia Secara Ilegal, Terbongkar ini yang Diincar!

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Arab News

Baca Lainnya