Nekat Jalani Suntik Mati Gegara Hal Ini, Ungkapan Perpisahan Pria Tua jadi Sorotan: Sampai Jumpa Lagi

Rabu, 12 Januari 2022 | 18:44
Sriwijaya TV

Victor Escobar jalani suntik mati

Suar.ID -Nekat Jalani Suntik MatiGegara Hal Ini, Ungkapan Perpisahan Pria Tua jadi Sorotan.

Kolombia adalah negara pertama di Amerika Latin yang mendekriminalisasi euthanasia sejak 1997.

Kolombia juga merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki prosedur euthanasia yang dianggap legal.

Namun hingga tahun ini, euthanasia hanya diperbolehkan pada pasien dengan penyakit terminal, yaitu pasien dengan harapan hidup 5-6 bulan.

Pada 22 Juli 2021, Mahkamah Konstitusi Kolombia memperluas hak, mengizinkan prosedur euthanasia.

Dengan satu syarat, pasien menderita penderitaan fisik atau mental yang intens akibat cedera tubuh atau penyakit serius dan tidak dapat disembuhkan, menurut badan EFE.

Pria bernama Victor Escobar (60) menjadi orang Kolombia pertama yang meninggal dengan euthanasia legal.

Meskipun, dia tidak memiliki penyakit mematikan.

Diwartakan NBC News, Escobar menjalani prosedur suntik mati pada Jumat (7/1/2022), Luis Giraldo, pengacaranya mengonfirmasi.

"Kami mencapai tujuan untuk pasien seperti saya, yang tidak, memiliki penyakit terminal, tetapi degeneratif, untuk memenangkan pertempuran ini,"

"Pertempuran yang membuka pintu bagi pasien lain yang datang setelah saya dan yang saat ini menginginkan kematian yang bermartabat," ujar Escobar, dalam pesan video yang dikirim ke media oleh Giraldo.

Escobar menderita penyakit paru obstruktif kronik stadium akhir.

"Penyakit itu sangat mengurangi kualitas hidupnya, serta sejumlah kondisi lainnya," ujar Giraldo kepada Reuters.

Prosedur tersebut dilakukan di sebuah klinik di Cali, ibu kota provinsi Valle del Cauca, Kolombia.

"Saya tidak mengucapkan selamat tinggal, hanya 'sampai jumpa lagi'," kata Escobar.

Bangkok Post
Bangkok Post

Victor Escobar jalani suntik mati

Escobar telah berjuang selama dua tahun mengejar haknya untuk di-euthanasia.

Ia sempat menghadapi tentangan dari dokter, klinik dan juga pengadilan.

Keputusannya menjalani euthanasia menuai kritik keras.

Apalagi, di negara dengan mayoritas penganut Katolik Roma dan di mana gereja masih menyebut eutanasia sebagai "pelanggaran serius."

Konferensi Waligereja Kolombia bahkan mengkritik setelah keputusan pengadilan pada bulan Juli silam.

Monsignor Francisco Antonio Ceballos Escobar mengatakan, euthanasia adalah "pembunuhan yang sangat bertentangan dengan martabat pribadi manusia dan rasa hormat ilahi dari penciptanya."

Ia juga menyebut, sebaiknya negara merawat orang sakit, daripada memfasilitasi prosedur euthanasia, outlet berita lokal melaporkan.

Menurut valoraanalitik.com, lebih dari 72 persen dari mereka yang disurvei oleh jajak pendapat terbaru Invamer di Kolombia mengatakan, mereka setuju dengan euthanasia.

Persentase yang lebih tinggi bahkan terlihat di kota-kota terbesar di negara itu.

"Mungkin Kolombia bisa menjadi negara terkemuka dalam hal kemajuan kematian yang bermartabat," kata pengacara itu kepada Noticias Caracol.

Twitter Duvan Alvarez
Twitter Duvan Alvarez

Victor Escobar jalani suntik mati

Eutanasia didekriminalisasikan pada 1997 dalam kasus penyakit parah atau mematikan, yaitu ketika pasien menderita banyak rasa sakit.

Pasien dapat memintanya secara sukarela dan dilakukan oleh dokter.

Namun, pemerintah belum memberikan aturan yang mengizinkan prosedur itu hingga 20 April 2015.

Sejak itu, hanya 157 prosedur yang telah dilakukan di negara tersebut, menurut data dari Kementerian Kesehatan.

Untuk setiap lima permintaan euthanasia, dua diotorisasi, kata DescLAB, Laboratorium Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Ekuador.

Baca Juga: Pemerintah Malaysia Sangat Tegas, Petugas Medis yang Suntikkan Jarum Kosong Saat Vaksinasi Ini Langsung Dipecat!

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Reuters, NBC News, Giraldo, valoraanalitik.com

Baca Lainnya