Suar.ID - Kasus penipuan First Travel pernah membuat banyak orang heboh.
Kasus yang terjadi pada tahun 2017 itu disebut membuat kerugian hingga lebih dari Rp 900 miliar.
First Travel awalnya didirikan oleh Andika Surachman beserta istrinya, Anniesa Desvitasari Hasibuan.
Sebelum mendirikan First Travel, Andika adalah seorang pramuniaga di sebuah gerai minimarket.
Sambil melakoni profesinya, Andika juga melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi di tahun 2004.
Setelah menikah, ia selanjutnya menjalani pekerjan dengan magang di sebuah bank swasta.
Tahun 2008, ayah mertuanya yang merupakan pengusaha batubara meninggal dunia sehingga ketika itu Andika harus membiayai keluarga kecilnya beserta mertua dan adik-adiknya.
Gaji yang tak seberapa sementara ia harus menghidupi 7 orang keluarga akhirnya membuatnya memutuskan kuliah dan fokus mencari nafkah.
Melansir dari Kompas.com (17/02/2015), Andika mengaku, hanya bermodal nekat Andika kemudian membuka usaha travel.
Ia membuat izin CV dengan nama First Karya Utama.
Guna modal usaha, keluarga sepakat menggadaikan rumah satu-satunya peninggalan ayah ke bank.
Keduanya lantas memulai usaha dengan modal uang tersebut yakni senilai Rp 50 juta guna mengurus izin dan juga sewa tempat.
Usaha Andika mulai berkembang setelah dirinya mengikuti pameran travel gratis dan memutuskan menawarkan paket umrah.
Meski ketika itu ia justru mendapat konsumen untuk wisata ke Lombok, tapi dari situ usahanya menyebar dari mulut ke mulut.Melansir dari Kompas.com (30/05/2018) total kasus calon jemaah umroh yang gagal diberangkatkan ke tanah suci adalah sebanyak 63.000 orang jemaah.
Adapun kerugian mencapai Rp 905,33 miliar.
Salah satunya korban First Travel adalah seorang penjual nasi uduk ini.Biasa dipanggil Eli, dirinya menjadi satu di antara korban penipuan agen First Travel, yang hadir sebagai narasumber di ILC TvOne, Selasa malam (19/11/2019).Eli adalah seorang pedagang nasi uduk, yang hingga saat ini belum mendapatkan pemenuhan janji untuk menunaikan ibadah ke tanah suci, seperti yang disampaikan First Travel.
Dan janji untuk memberangkatkannya ke Tanah Suci juga tidak terealisasi."Sampai saat ini saya mencoba mencari keadilan. Mungkin bagi First Travel atau pemerintah terkait, uang saya itu tidak berharga. Tapi untuk saya uang itu sangat berharga sekali," ungkapnya.Usahanya untuk menabung selama ini, diawali dengan berjualan nasi uduk di pagi hari.Setiap hari Eli harus bangun pukul 03.00 WIB."Saya harus bangun jam 3 malam. Saya harus jualan dipagi hari."
"Saya harus ngumpulin (uang) sedikit demi sedikit,"Eli mengatakan bahwa dirinya tak ikhlas aset sitaan First Travel disita negara."Disini saya ketuk hati pemerintah, kalau memang itu diserahkan ke pemerintahsaya jujur saja tidak ikhlas," tegasnya.