Viral WNI Diminta Bayar Rp 8,2 Juta untuk Bisa Karantina di Hotel: Mereka Sudah Mematok Langsung!

Rabu, 22 Desember 2021 | 18:31
Kompas TV

Riza Nasser

Suar.ID - Pemerintah mewajibkan orang-orang yang melakukan perjalanan luar negeri dan yang baru tiba di Indonesia untuk menjalani karantina.Mengutip dari Kompas.com, masa karantina berlangsung selama 10 atau 14 hari, tergantung negara asal.

Mengacu pada Surat Edaran (SE) Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 25 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19, pekerja migran Indonesia (PMI), pelajar/mahasiswa, dan pegawai pemerintah yang kembali dari perjalanan dinas luar negeri mendapat fasilitas karantina gratis yang ditanggung pemerintah.

Sementara, WNI di luar 3 kriteria tersebut beserta WNA, termasuk diplomat asing, dapat menjalani karantina di tempat akomodasi karantina berbayar.

Baca Juga: Urat Malu Sudah Putus? Ayu Ting Ting Akhirnya Beberkan Hubungannya dengan Raffi Ahmad saat Syuting: Jangan Pura-pura gak Tau Lo!Namun kebijakan karantina ini menuai kritik lantaran dikeluhkan mahal dan prosesnya sangat lama.Mengutip dari Kompas.com, seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Riza Nasser yang baru kembali ke Indonesia dari perjalanan luar negeri menceritakan kisah pahitnya menjalani masa karantina di Indonesia.

Riza mengatakan bahwa dirinya harus menunggu selama berjam-jam untuk bisa mendapatkan tempat karantina.

Riza mengatakan bahwa awalnya dirinya ditawari petugas di bandara untuk karantina di hotel dengan biaya mandiri Rp 8,2 juta.

Baca Juga: Ngebet Pengin jadi Presiden Timor Leste, Pria Ini malah Dipecat dari Pekerjaannya

Biaya itu ternyata sudah ditentukan oleh petugas dan hanya hotel tersebut yang bisa dipilih sebagai lokasi karantina.

"Mereka sudah mematok langsung, hanya ini hotel yang ada dan Anda harus dikarantina di sini," kata Riza dalam program Rosi yang ditayangkan Kompas TV, Minggu (19/12/2021).

"Tidak tidak ada opsi lain," tuturnya.Namun sayangnya dia tidak punya uang sebanyak itu, akhirnya Riza mencoba mencari alternatif lain.

Ia mengutarakan keberatannya ke petugas bandara.

Oleh petugas, Riza lantas disarankan untuk meminta diskresi ke anggota TNI yang mengatur jalannya proses karantina di bandara saat itu.

Sempat memarahi Riza, anggota TNI itu lantas menyuruhnya bergabung dengan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang juga sedang menunggu dibawa ke lokasi karantina.

Baca Juga: Biasa Pakai Barang Mahal, Nagita Slavina Syok saat Tahu Harga Make Up Aurel Hermansyah tak Sampai Rp 10 Ribu: Ini Apaan Sih?

"Saya menunggu di belakang itu, saya melihat ada 60 lebih orang yang bernasib sama dengan saya," ucap Riza. Di kelompok itu, Riza berkenalan dengan seorang warga yang baru pulang dari Pakistan.

Warga itu mengaku sudah menunggu di bandara sejak jam 07.00 pagi, sementara saat itu sudah pukul 21.00.

Sekitar pukul 02.00 dini hari, petugas akhirnya mendata warga yang hendak dikarantina.

Riza mengaku proses pemindahan ke tempat karantina begitu panjang dan memakan waktu lama.

"Prosesnya panjang sampai dari imigrasi, kemudian keluar ke bis yang disediakan, paspor kami disita, baru kami dibawa ke Rusun Pasar Rumput sekitar pukul 02.30," kenang dia.Sesampainya di lokasi karantina di Rusun Pasar Rumput, Jakarta Selatan, rupanya Riza dan warga lainnya tidak bisa langsung masuk.

Baca Juga: Gisel dan Wijin Putus Gegara Video Asusila 19 Detik? Nasib Nobu kini justru Berubah Drastis

Mereka ternyata lagi-lagi harus menunggu selama berjam-jam, namun kali ini di dalam bus.

Sekitar pukul 07.00, bus yang Riza dan kawan-kawan tumpangi baru bisa masuk ke halaman depan Rusun Pasar Rumput.

Tiga jam setelahnya atau sekitar pukul 10.00 barulah bus bisa masuk ke lokasi karantina.

Namun demikian, pada akhirnya Riza dan rombongan baru benar-benar masuk ke area karantina sekira pukul 13.30.

Riza sangat menyayangkan prosedur karantina ini.

Sebab, selain mahal dan lama, hal itu menurut dia juga berpotensi meningkatkan penularan virus corona.

"Saya seperti dikarantina di dalam bis."

"Saya juga khawatir ada yang batuk, AC menyala kencang waktu itu juga hujan di luar," kata Riza.

"Jadi betapa memang mengerikan kita dikarantina di dalam untuk menunggu masuk ke dalam rusun," lanjut dia.

Editor : Adrie Saputra

Sumber : Kompas.com, Kompas.tv

Baca Lainnya