Suar.ID- Setelah 50 hari berlalu sejak kasus pembunuhan di Subang mencuat ke publik, tim penyidik belum juga berhasil mengungkap siapa pelakunya.
Sejumlah saksi telah dipanggil dan dimintai keterangan, bahkan lebih dari sekali untuk menjawab pertanyaan yang tak jauh berbeda.
Sejumlah barang bukti telah diperiksa, tes DNA telah dilakukan, dan autopsi pun sampai diulang demi mencocokan segala petunjuk dalam proses penyidikan.
Salah satu saksi yang terus dipanggil tim penyidik untuk dimintai keterangan adalah Yosef (56) selaku suami dari korban Tuti Suhartini (55) dan ayah dari Amalia Mustika Ratu (24).
Karena berulang kali dipanggil dan dimintai keterangan, Yosef mengalami kelelahan secara psikis sebagai efek dari proses penyidikan sejauh ini.
Belum lagi menghadapi tudingan dari masyarakat terkait beragam rumor yang tersebar di media sosial.
DilansirTribun Jabar, salah satu kuasa hukum Yosef, Fajar Sidik membeberkan kondisi terkini dari kliennya.
"Kalo secara psikologis klien kami kelelahan dengan pemanggilan-pemanggilan dari awal sampai dengan 13 kali pemanggilan, otomatis secara psikologis sangat kelelahan," ucap Fajar saat ditemui dikantornya, Kamis (7/10/2021).
Selain itu, opini dan asumsi yang beredar di masyarakat juga kerap kali mencurigainya sebagai pihak yang bersalah.
Belum lagi dengan hubungannya dengan putra sulung, Yoris, yang dikabarkan sedikit merenggang lantaran ada miskomunikasi.
"Apalagi ditambah dari lingkungan dari opini-opini yang berkembang seperti menyudutkan Pak Yosef secara tendensius, subtantif, itu sangat luar biasa efeknya," katanya.
Meski begitu, Fajar Sidik menjelaskan bahwa Yosef akan tetap berusaha kuat sampai tim penyidik mengungkap kasus ini.
Bagaimana pun, Yosef merasa kehilangan istri dan anak yang ia sayangi secara tragis dalam waktu bersamaan.
"Tapi beliau Pak YosefInsya Allah akan kuat untuk proses pengungkapan misteri dari pembunuhan ini," tambah Fajar
Kini,Yosef sendiri baru saja menggelar pengajian 50 hari untuk mendoakan arwah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Pengajian ini diselenggarakan di kediamannya di Desa Bunihayu, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang.
Pengajian ini rutin diselenggarakan, terakhir dilaksanakan pada 40 hari setelah wafatnya para korban.